Kupi Beungoh

Membangun Pendidikan yang Berkualitas dan Berintegritas

Dimana kita setiap tahun Perguruan Tigggi di Indonesia mewisudakan sarjana sebanyak 1,7 juta mahasiswa jenjang sarjana lulus setiap tahunnya.

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Ketum DPP Pemuda Islam RI, H Musannif Sanusi 

Oleh: H Musannif Sanusi
(Ketum DPP Pemuda Islam RI. Ketua Yayasan Darul Ihsan Abu Krueng Kalee dan Dewan Pakar DPP ISAD Aceh)

SERAMBINEWS.COM - Ada selaksa carut-marut pekerjaan rumah di dunia pendidikan kita hari ini.

Dimana kita setiap tahun Perguruan Tigggi di Indonesia mewisudakan sarjana sebanyak 1,7 juta mahasiswa jenjang sarjana lulus setiap tahunnya.

Namun jumlah itu bisa saja menjadi ancaman bagi kemajuan bangsa jika para lulusan tersebut tidak siap kerja.

Demikian sebagaimana disampaikan oleh Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kemendikbudristek pada seminar pendidikan.

Juga data mencengangkan jumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia sudah mencapa 183 kampus pada tahun 2023. Ditambah jumlah kampus swasta di Indonesia mencapai 3.760 unit pada tahun 2023.

Dengan demikian, Indonesia berada di urutan ke-2 terbesar di dunia dengan jumlah kampus mencapai 4.528 perguruan tinggi. (sumber : https://pddikti.kemdikbud.go.id)

Bayangkan, kalau ‘mesin’ yang memproduksi sarjana strata 1- sampai 3, sejumlah 3.760 unit dengan ‘produk nya’ sebanyak 1,7 juta /pertahun yang kurang berkualitas dan berintegritas?

Sungguh, ini menjadi bom waktu dan menjadi potensi minus yang mengerikan bagi kemajuan bangsa kita.

Diantara ‘bobrok’ yang menggangga ada pada sarjana kita adalah karena tidak siap kerja dan tidak siap berinteraksi sosial dengan mumpuni dalam berbagai situasi dan kondisi, sehingga terjadilah pengganguran intelektual.

Dari uraian database yang validitasnya tidak diragukan, memperihatikan tidak?

Tentu jawabnya iya, sangat mengkhawatirkan, karena itu akan menjadi tsunami sosial bagi bangsa Indonesia.

Dalam amatan saya selaku pimpinan lembaga pendidikan, selama ini motode pembelajaran kita terlalu bertumpu pada satu kecerdasan saja, yakni, kecerdasan intelektual saja.

Dan, itu menjadi porsi penilaian dengan bobot nilai yang paling besar dalam setiap ujian dan evaluasi semesteran.

Dan parahnya, seolah kolaborasi Tri Pusat Pendidikan, Pertama, lingkungan keluarga sebagai penanggung jawab utama terpeliharanya fitrah anak.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved