Dari nilai penghargaan yang spektakuler itulah Marno lantas mengingat taksirannya bahwa bobot emas temuan bisa sampai dua kuintal.
"Pokoknya banyak lah, saya liat ada butiran emas seperti jagung, koin, stempel, dan aneka rupa benda lain, termasuk tas emas dan talinya. Yang besar yang baskom dan bokor," ujarnya.
Lantas ke mana jika memang ada ratusan kilogram? Marno hanya tertawa.
"Ya, entahlah. Tahu sendiri situasi waktu itu," kata Marno yang berjabat tangan dengan Presiden Soeharto dan Ibu Tien saat mereka diundang ke Candi Prambanan beberapa waktu sesudah penemuan.
Apakah ada warga yang menemukan dan menyembunyikan?
"Mana berani lah. Kalau sesudah penelitian berakhir dan lokasi temuan dibuka, memang warga beramai-ramai mencari temuan lain. Ada yang dapat juga, dijual ke pengepul emas," unggkapnya.
Baca juga: Pantas Menolak, Terungkap Segini Tebusan yang Diminta Peretas LockBit ke BSI
Keanehan lain, warga yang dalam waktu berikutnya menemukan aneka artefak kuno di Wonoboyo dan sekitarnya, juga mendapatkan imbalan, meski tak sedahsyat yang diterima Marno dan kawan- kawan.
Sebagian tokoh-tokoh desa, termasuk Kepala Desa Wonoboyo, Sri Harto, yang menjabat saat penemuan, kini sudah meninggal dunia.
Begitu juga Cipto Suwarno, pemilik sawah dan penerima imbalan terbesar, yaitu Rp 238 juta, sudah meninggal dunia.
Menurut Marno, anak-anak almarhum Cipto Suwarno sukses semua. Sawah milik keluarga mereka tempat penemuan harta karun, kini diurus penggarap.
Lantas uang puluhan juta yang diterima Marno dipakai apa? "Ini, jadi rumah, yang kami tempati sekarang. Sisanya sudah habis untuk berbagai keperluan," jelas Marno.
Ia mengingat, dulu sesudah menerima uang dalam jumlah besar, keluarganya meminta bantuan tokoh-tokoh pemuda desa untuk berjaga di rumahnya sampai sebulanan.
Namun, informasi berbeda disampaikan Widodo atau Dodo (58). Ia adalah orang yang pertama kali menemukan guci-guci kuno berisi harta karun emas.
Saat ia mencangkul tanah, cangkulnya membentur benda keras. Kemudian tanah di sekeliling benda itu dikorek-korek bersama teman-temannya.
"Saya tidak tahu berapa bobot dan jumlahnya. Tahunya ya dari koran aja itu ditulis berapa belas kilo. Sesudah lapor ke desa, saya tidak tahu lagi," kata Dodo.
Beberapa pekan kemudian, ia diundang hadir di Candi Prambanan bertemu Presiden Soeharto. Soal imbalan, Dodo menyebutnya tiap penemu mendapat Rp 13 juta.
Baca juga: Ramai-ramai Warga Pidie Jual Emas, Segini Harga Emas Per Mayam dan Per Gram Hari Ini
"Satu juta diterimakan tunai, sisanya pakai cek di BNI 46 Yogya," tuturnya.
Pemilik lahan juga mendapat imbalan cukup besar untuk ukuran saat itu.
"Satu juta waktu itu sudah dapat dua pedhet (anak sapi). Sawah satu pathok (2.500 m2) masih enam jutaan. Jadi ya sangat besar untuk kita," lanjut warga Dusun Wonoboyo ini.
Berapa sesungguhnya jumlah dan bobot harta karun emas Wonoboyo, rupanya turut berselimut misteri, sama misteriusnya dengan asal usul dan milik siapa emas-emas fantastis itu.(Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Resmi Diumumkan Hanya 16,9 Kilogram, Penemu Duga Capai 100 Kilogram,