Luar Negeri

Sosok Mohamed Bazoum Presiden Niger yang Hadapi Pemberontakan Militer, Digulingkan dari Jabatannya

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(FILES) Presiden Niger Mohamed Bazoum menghadiri pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres (tidak terlihat) di istana kepresidenan di Niamey pada 2 Mei 2022. Akses ke kediaman dan kantor Presiden Niger Mohamed Bazoum diblokir pada 26 Juli 2023 oleh anggota elit Pengawal Presiden, kata sumber yang dekat dengan Bazoum, meski alasannya tidak jelas.

Antara 2011-2015 ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Kerjasama, Integrasi Afrika, dan Nigeriens Abroad.

Bazoum menjabat sebagai Menteri Negara Dalam Negeri, Keamanan Publik, Desentralisasi, dan Urusan Adat dan Agama dari 2016 hingga 2020, selama masa jabatan kedua Issoufou.

Pada tahun 2020 Bazoum mengundurkan diri dari pemerintah untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Ia dipandang sebagai kandidat lanjutan setelah dua periode pemerintahan Mahamadou Issoufou.

Saat pemilihan diadakan pada 20 Desember 2020, Bazoum mengumpulkan 39 persen suara.

Pemilihan putaran kedua diadakan pada 21 Februari 2021, antara dua kandidat teratas.

Kali ini Bazoum memenangkan 55 persen suara.

Baca juga: KSRelief Arab Saudi Bantu Baju Musim Dingin di Jordania dan Atasi Kebutaan di Sudan dan Niger

Upaya Kudeta Pertama

Pada tanggal 31 Maret, beberapa hari sebelum Bazoum resmi dilantik, sebuah percobaan kudeta dilancarkan.t

Tetapi dengan cepat dipadamkan oleh pasukan yang setia pada pemerintah.


Sesuai rencana, Bazoum pun dilantik pada 2 April 2021.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Niger terjadi transisi damai dari satu pemimpin yang dipilih secara demokratis ke pemimpin lainnya.

Hadapi Sejumlah Tantangan Besar

Semasa menjabat sebagai presiden, Bazoum juga menghadapi sejumlah tantangan besar.

Pemerintahannya berjuang mengatasi kemiskinan ekstrem, pengangguran tinggi, dan aktivitas pemberontak jihadis.

Halaman
1234

Berita Terkini