Pembicara kedua, Dr Ibrahim memaparkan tentang pertumbuhan muslim di Eropa.
Salah satu poin menarik yang dibahas adalah pertumbuhan jumlah kaum muda Muslim di Eropa, terutama yang berusia sekitar 15 tahunan.
Dr Ibrahim berpendapat bahwa dengan meningkatnya jumlah kaum muda Muslim ini, maka dampaknya terhadap keberagaman dan dinamika sosial di Eropa juga akan semakin terasa.
Menurutnya, persepsi baru tentang Aceh seiring dengan berubahnya waktu, persepsi tentang Aceh yang sebelumnya diidentikkan dengan syariat Islam yang "menakutkan" telah berubah menjadi lebih positif.
Hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan pemahaman global tentang pluralisme agama dan budaya, serta upaya Aceh untuk membuka diri terhadap berbagai aspek kehidupan.
Kegiatan kuliah umum internasional yang turut dihadiri delapan mahasiswa yang sedang mengambil program doktoral atau PhD candidate yang juga peneliti dari University of Vienna, Austria ini berhasil menciptakan ruang diskusi yang sangat bermanfaat bagi para peserta, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
Melalui diskusi ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang dinamika agama, budaya, dan persepsi dalam konteks global dan lokal.(*)
Baca juga: Menaker Ida Fauziyah: Austria Buka Kesempatan Penempatan Kerja Bagi 250.000 Tenaga Kerja Indonesia