Laporan Subur Dani | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh melaksanakan International Public Lecture atau Kuliah Umum Internasional bersama University of Vienna, Austria, Rabu (16/8/2023) di Aula fakultas tersebut.
Kuliah tamu internasional yang mengusung tema "The Reality of Islam in Europe" menghadirkan narasumber Prof Dr Ednan Aslan MA dan Dr Ibrahim dari University of Vienna, Austria yang dipandu secara langsung oleh Wakil Dekan bidang Akademik dan Kelembagaan FAH UIN Ar-Raniry, Nazaruddin MLIS PhD.
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Syarifuddin MAg PhD yang diwakili Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Nazaruddin PhD, menyambut baik kehadiran rombongan dari University of Vienna, Austria.
Menurutnya, diperlukan kerjasama antar perguruan tinggi untuk senantiasa mendorong capaian tri dharma.
"Kami memahami bahwa perjalanan Anda dari Austria ke Aceh adalah perjalanan yang signifikan, dan kami berharap waktu yang Anda habiskan di sini akan berkesan dan bermanfaat. Harapan kami adalah Anda akan menemukan Aceh tidak hanya sebagai tempat eksplorasi akademis, tetapi juga tanah dengan keramahtamahan yang hangat, beragam pengalaman, dan sejarah yang kaya," kata Nazaruddin dalam sambutannya, Rabu (17/8).
Menurut Nazar, Fakultas Adab dan Humaniora memiliki kekuatan akademisi untuk menjembatani kesenjangan dan menumbuhkan pemahaman antar budaya.
Baca juga: Guru MIN di Aceh Utara Raih Gelar Doktor di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Simak Profilnya
"Institusi kami memiliki tradisi lama dalam memelihara pertumbuhan intelektual dan mempromosikan dialog antarbudaya, dan kami percaya bahwa kunjungan Anda hanya akan semakin memperkaya tradisi ini," ujarnya.
Terakhir, Nazar juga berharap kepada para tamu dari Universitas Vienna untuk mengkaji lebih dalam lagi budaya dan tradisi unik yang ditawarkan Aceh.
Dari lanskapnya yang menakjubkan hingga komunitasnya yang dinamis, Aceh menyambut Anda dengan tangan terbuka.
"Civitas akademika kami sangat ingin terlibat dalam diskusi yang bermakna, proyek kolaboratif, dan pertukaran ide yang bermanfaat selama di Aceh,"ungkapnya.
Sementara itu, Prof Ednan dalam pemaparannya menyoroti tentang perbedaan signifikan antara keberagaman keberislaman di Austria dan Aceh.
Terutama dalam hal prinsip, praktik, dan penampilan, keberislaman di kedua tempat ini memiliki ciri khasnya masing-masing.
Di Austria, kata Prof Ednan keberagaman dalam praktik dan pandangan keagamaan tampak sangat beragam.
Sementara di Aceh, identitas keberislaman lebih kental dengan pelaksanaan syariat Islam.
Baca juga: Austria Gelar Konser Musik dan Budaya, Memadukan Seni Arab Saudi