SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tokoh muda Aceh H Sayed Muhammad Muliady berharap pemimpin Aceh adalah orang yang punya rasa tentang keacehan sehingga segala persoalan yang muncul bisa dengan mudah diredakan.
Hal itu disampaikan mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP KNPI, Sayed Muhammad Muliady ini dalam acara malam keakraban keluarga besar KNPI Aceh di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh, Kamis (17/8/2023) malam.
"Pemimpin Aceh harus orang yang punya rasa. Jangan mati rasa," kata Bang Sayed, begitu sapaan akrab Sayed Muhammad Muliady dalam forum yang turut dihadiri para senior organisasi tersebut.
Selain dihadiri pengurus KNPI Aceh periode 2023-2026 dengan Ketua Aulia Rahman, acara yang dipandu oleh Bukhari M Ali itu juga dihadiri ketua KNPI Aceh dari masa ke masa, seperti Malik Raden, Prof Ahmad Humam Hamid, Syahrul Badruddin, Ihsanuddin MZ, dan Jamaluddin.
Dalam forum itu, Bang Sayed yang juga mantan anggota DPR RI ini kembali mengingatkan pemerintah pusat agar mendengar segala persoalan Aceh yang sedang terjadi saat ini.
Baca juga: Pengurus KNPI Provinsi Aceh Resmi Dilantik, Pj Gubernur Absen
Menurutnya, kondisi Aceh saat ini tidak sedang baik-baik saja, dimana terjadinya konflik horizontal antara Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki dengan elite dalam pemerintahan.
"Saya tidak anti orang luar. Tapi kalau keadaan semakin tidak membaik, KNPI harus bersikap," tegasnya.
Sosiolog Aceh yang juga mantan Ketua KNPI Aceh Prof Ahmad Humam Hamid juga meminta kepengurusan KNPI di bawah kepemimpinan Aulia Rahman membantu Pj Gubernur Aceh untuk memimpin Tanoh Rencong.
"Aulia bantu dia, jangan tinggalkan pak Gubernur. Audiensi dengan dia, mungkin dia sakit (sehingga tidak hadir saat pelantikan). Kalau benar dia sakit, bantu dia. Kalau kambuh terus penyakitnya, laporkan ke pusat," imbuhnya.
Tokoh Aceh lainnya, T Sulaiman Badai juga mengungkapkan kondisi Aceh sekarang boleh dikatakan krisis kepemimpinan sehingga memberi ruang kepada orang lain untuk masuk ke Aceh.
"Ketidakhadiran Pj Gubernur dalam pelantikan KNPI, tentu ini menjadi catatan bagi kita bersama. Inilah kondisi Aceh saat ini," ujarnya.
Baca juga: Diduga Lakukan Pelanggaran Berat, Airlangga Hartarto Dilaporkan ke Dewan Etik Golkar: Dukung Prabowo
Namun demikian, Sulaiman Badai meminta pemuda-pemudi Aceh tidak larut dalam kesedihan dan tidak boleh menyerah dengan keadaan, tapi harus tetap tegar membenah diri.
"Saya kira saudara Aulia menjadi model bagi teman-teman untuk memperbaiki diri sehingga tegar menghadapi tantangan ke depan," ujarnya.
"Aceh harus dipimpin oleh orang Aceh. Adik-adiklah yang menjadi harapan. Pemuda tidak boleh menyerah, tapi harus tetap tegar dalam menghadapi berbagai kondisi," tambah dia.
Senior KNPI lainnya yang juga mantan Ketua KNPI Aceh Malik Raden menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi zaman dahulu dan sekarang berbeda.
"Tentu yang mampu menjawab tantangan sekarang ya adik-adik sekarang," katanya.
Ia berharap kepada pengurus KNPI periode 2023-2026 untuk bangkit maju dengan belajar dari kegagalan dan kekurangan KNPI sebelumnya.
"Menurut saya, bukan tidak boleh kita membicarakan kekurangan generasi sebelumnya, justru harus dijadikan pelajaran, kenapa kami dulu gagal," imbuhnya.
Baca juga: Dosen FSH UIN Ar-Raniry Hadiri Konferensi International di Universitas Hong Kong
Pada bagian akhir, Malik Raden menyampaikan pengalamannya dalam mencari jalan keluar ketika ada satu masalah yang harus dipecahkan seperti tidak ada dukungan pejabat pemerintah terhadap kegiatan KNPI.
"Kalau ada perbedaan, cari jalan keluar. Kita jangan bermusuhan, karena nantinya sama-sama rugi. Kebersamaan di KNPI harus dijaga dengan baik dimanapun dan dalam posisi apapun," tutupnya.
Dalam kesempatan itu, Ihsanuddin dan Jamaluddin juga menyampaikan kekecewaannya dengan tidak hadirnya Pj Gubernur Aceh pada malam pelantikan.
Sebab, ketidakhadiran pimpinan daerah dalam acara tersebut baru terjadi pada periode ini.
"Ini sesuatu yang kurang menggembirakan," kata Jamaluddin.
"(Ketidakhadiran Pj Gubernur) ini pelecehan terhadap pemuda Aceh," sambung Ihsanuddin saat berbicara dalam forum tersebut.
Sebelumnya, Ketua KNPI Aceh Aulia Rahman dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara temuh ramah keluarga besar KNPI Aceh dilaksanakan sebagai ajang silaturahmi pengurus dengan para senior.
Ia meminta masukan dan pandangan dari senior-senior terkait berbagai program yang akan dijalankan KNPI Aceh periode ini.
Baca juga: Ternyata Suami Paling Suka kalau Istri Minta Uang, Tapi Caranya Harus Begini Kata dr Aisah Dahlan
“Masukan dari senior akan kami masukkan dalam rakerda pada akhir tahun nanti,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Aulia juga meminta maaf kepada para senior karena tidak mampu menghadirkan Pj Gubernur Aceh dalam pelantikan KNPI Aceh periode 2023-2026 di Anjong Mon Mata, kompleks Pendopo Gubernur.
Padahal, lanjut Aulia, posisi Pj Gubernur Achmad Marzuki pada malam pelantikan ada di Banda Aceh.
Bahkan, ada di pendopo gubernur yang masih satu kompleks dengan Anjong Mon Mata.
"Kami mohon maaf sekali kepada senior, kami tidak mampu membawa Pj Gubernur ke dalam pelantikan kami. Apakah ini kesalahan kami, ia. Karena setiap agenda pelantikan KNPI, baru kali ini tidak dihadiri oleh Pj Gubernur," katanya.
Ia berharap kejadian ini tidak boleh terulang lagi kepada pengurus ke depan. "Cukup kami yang dibegitukan. Kita berharap ini yang pertama dan terakhir.
Padahal kita tahu Pj Gubernur (bertugas di Aceh) titipan dari pusat bukan definitif. Apa salah kami?" demikian Aulia Rahman.(*)
Baca juga: Ridha Fachri Lanjutkan Kepemimpinan KNPI Banda Aceh