Kucing dalam karung hanya laku di kalangan orang-orang dungu.
Juga saya minta para pendukung Ganjar jangan terus menjajakan kucing dalam karung, karena itu adalah pembodohan dan penyesatan terhadap umat.
Hasil Kerja Politisi Robot
Ungkapan politisi robot ini tidak saya tujukan kepada politisi partai politik lain di Indonesia, tetapi kepada politisi yang mengaku PPP, berseragam PPP dengan logo lambang Ka'bah Musyarrafah, apabila kerja-kerja politiknya tidak sesuai dengan ideologi politik Islam PPP.
Seperti saya jelaskan, bahwa para pendukung Ganjar Pranowo dalam Group WA PPP Spirit 1973, kendati berkali-kali saya minta, tetapi tidak pernah menjabarkan dengan jelas dan terinci tentang sosok dan rekam jejak prestasi Ganjar dalam perspektif ideologi politik Islam PPP.
Sehingga saya sebut Ganjar itu sebagai kucing dalam karung, karena memang sesunguhnya mereka tidak ada refrensi untuk menjabarkannya.
Dengan demikian jelas belaka orang-orang yang mengaku PPP, berseragam PPP dengan logo lambang Ka'bah Musyarrafah yang menjadikan Ganjar Pranowo sebagai capres adalah gerombolan politisi robot.
Karena menurut saya hasil kerja politik mereka tidak sesuai dengan doktrin ideologi politik Islam PPP sebagaimana termaktub dalam warqah Prinsip Perjuangan dan Khidmat PPP.
Dan saya meyakini, di samping ada info yang sahih bahwa Majelis Syari'ah DPP PPP tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan mendukung Ganjar Pranowo si kucing dalam karung itu sebagai capres.
Baca juga: VIDEO VIRAL Baliho Iklan Berubah Jadi Gambar Anies Gegara Tertiup Angin Kencang
Betapa kalau para al-Mukarramun wal Muhtaramun ulama-ulama Fungsionaris Majelis Syari'ah DPP PPP dilibatkan di mana sudah pasti dalam proses pembahasan mangacu pada dalil-dalil syar'i, maka akan terjadi penolakan.
Adalah amar ma'ruf nahi munkar yang merupakan salah satu Prinsip Perjuangan PPP dikaitkan dengan apa-apa yang viral di media sosial selama ini tentang sosok, laku, lagak dan tingkah polah Ganjar Pranowo, pasti tidak klop dan menyatu dengannya.
Juga PPP sebagai benteng aqidah umat, menentang paham-paham/ideologi batil, sesat dan menyesatkan, yakni komunisme, atheisme, lenisnisme dan sekularisme sebagai salah satu Khidmat PPP.
Maka dengan jelas bertolak belakang dengan Ganjar Pranowo kader tulen dan petugas partai politik sekuler PDIP dengan ideologi marhaenisme, dimana oleh Soekarno dikatakan bahwa marhaenisme adalah marxisme ala Indonesia.
Memang, sekaitan dengan penetapan Ganjar sebagai capres oleh gerombolan politisi robot itu sudah ada tanda-tanda ketika Depkumham begitu cepat mengeluar keputusan terhadap keberadaan mereka.
Karena memang menterinya satu "kandang" dengan Ganjar, seperti juga halnya Jokowi yang menjadi "imam besar" bagi gerombolan politisi robot itu.