SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kader senior PPP Aceh H Musannif Sanusi resmi mengundurkan diri dari keanggotaan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Saat ini, Musannif tercatat sebagai Wakil Ketua Organisasi, Keanggotaan, dan Kelembagaan (OKK) 3 DPW PPP Aceh.
Pengumuman Musannif mundur dari PPP ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Kupi Nanggroe, di Banda Aceh, Selasa (22/8/2023) sore.
Selain menjabat sebagai Wakil Ketua OKK 3 DPW PPP Aceh, H Musannif saat ini tercatat sebagai Ketua Yayasan Darul Ihsan Abu Krueng Kale, sebuah Yayasan Pendidikan Islam yang membawahi Pesantren atau Dayah Darul Ihsan yang berlokasi di Siem, Aceh Besar.
Musannif juga menjabat sebagai Ketua DPP Pemuda Islam periode 2022-2027.
Musannif yang merupakan cucu ulama besar Aceh, Abu Hasan Krueng Kale, telah menjadi kader PPP sejak 20 tahun terakhir sejak 2003.
Selama bersama partai berlambang Ka'bah ini, Musannif pernah menjadi anggota DPRK Aceh Besar dari PPP selama dua periode, yakni 2004-2009 dan 2009-2014.
Baca juga: Ganjar Pranowo, Anies, dan Politisi Robot ala PPP
Pada periode 2009-2014, Musannif menjabat sebagai Ketua DPRK Aceh Besar.
Setelah dua periode di DPRK Aceh Besar, pada Pemilu 2014, Musannif maju sebagai calon anggota DPR Aceh Dapil 1 (Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang) dari PPP.
Ia pun kembali terpilih sebagai anggota DPRA periode 2014-2019.
Pada Pemilu 2019, Musannif kembali maju sebagai caleg DPRA, namun kali ini gagal menjadi anggota DPRA.
Dalam konferensi pers di Kupi Nanggroe, Batoh, Banda Aceh, Musannif mengatakan, pengunduran dirinya dari keanggotaan PPP ini telah dia sampaikan secara resmi kepada DPP PPP melalui sepucuk surat yang ditujukan kepada Plt Ketua Umum DPP PPP, Muhammad Mardiono, di Jakarta pada 20 Agustus 2023.
Dalam surat itu, Musannif menyatakan, salah satu alasannya mundur dari keanggotaan PPP adalah karena merasa mendapat perlakuan tidak adil dalam proses pengajuan nama bakal calon anggota legislatif pada Pemilu 2024.
Seperti diketahui, Musannif sebelumnya telah mendaftar sebagai bacaleg DPR RI dari dapil Aceh 1 Aceh, namun setelah diekspos di media massa melalui situs resmi KPU Pusat, Musannif tidak mendapati namanya dalam Daftar Calon Sementara (DCS).
“Saya mendapati kabar bahwa nama saya dicoret dikarenakan saya tidak mau menandatangani surat yang diajukan kepada saya tentang dukungan pencalonan capres yang diusung oleh PPP,” ujar Musannif.
Berikut bunyi lengkap “Surat Pengunduran Diri Musannif dari Keanggotaan PPP”.
Surat tertanggal 20 Agustus 2023 yang ditujukan kepada Plt Ketua Umum DPP PPP, Muhamad Mardiono, ditembuskan kepada DPW PPP Provinsi Aceh, KIP Provinsi Aceh, dan Gubernur Aceh.
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum wr wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama: Musannif
Jabatan: OKK 3 DPW PPP Provinsi Aceh
Alamat: Desa Siem, Kec. Darussalam, Aceh Besar
Melalui surat ini, izinkan saya menyampaikan aspirasi saya sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang telah 20 tahun membersamai PPP, dimulai dari tahun 2003 menjadi kader dan pengurus partai ini di Wilayah Aceh Besar dan kemudian menjadi pengurus PPP Provinsi Aceh.
Alhamdulillah saya mengucapkan terima kasih karena selama ini bersama PPP saya diberikan kesempatan dan ruang untuk saya mengabdi kepada Allah SWT melalui pelayanan kepada masyarakat, dengan dipercayakan menjadi anggota legislatif di DPRK Aceh Besar selama 2 periode dan 1 priode di DPR Aceh.
Hingga pada hari ini setelah saya membaca nama-nama calon anggota legislatif PPP untuk tingkat DPR RI Dapil 1 Aceh yang terekspos ke media massa melalui situs resmi KPU Pusat, saya tidak mendapati nama saya tercantum dalam daftar tersebut.
Padahal sebelumnya saya telah mendaftarkan diri saya langsung ke kantor DPP PPP, dan setelah itu juga langsung menjumpai Plt. Ketum dan Sekjend dan semua menyatakan persetujuan secara lisan terhadap pendaftaran saya tersebut.
Bahkan berkas-berkas awal sudah diminta oleh petugas LO DPP PPP kepada saya untuk saya lengkapi.
Penghilangan nama saya dari Bakal calon legislatif tersebut tanpa mengkonfirmasi langsung kepada saya tidak pernah dilakukan oleh DPP PPP.
Bahkan pertanyaan yang saya lakukan via whatsApp kepada LO DPP PPP dan salah seorang pengurus DPP PPP juga tidak pernah dijawab lagi.
Ini sangat mengecewakan bagi saya, karena saya mendaftar ke pusat dengan baik dan sesuai aturan, sementara DPP PPP pada saat menghilangkan nama saya di daftar caleg tidak mengkonfirmasi apapun.
Saya mendapati kabar bahwa nama saya dicoret dikarenakan saya tidak mau menandatangani surat yang diajukan kepada saya tentang dukungan pencalonan Capres yang diusung oleh PPP.
Sebagai anggota saya merasa mendapatkan perlakuan yang tidak adil, karena ruang musyawarah dan diskusi dalam alam demokrasi yang sangat dijunjung oleh bangsa ini tidak saya dapatkan.
Perbedaan prinsip dan cara pandang dalam partai seharusnya bisa dibicarakan dengan baik dan tidak membunuh karakter siapapun sebagai anggota di dalam PPP.
Pandangan dan masukan progresif justru sebenarnya akan membuat partai ini akan lebih dicintai oleh masyarakat.
Seharusnya Pimpinan PPP bersikap lebih bijak dalam mensikapi perbedaan yang pasti ada di setiap organisasi.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati seraya memohon ampun kepada Allah SWT, dan memohon maaf kepada semua orang yang sudah mendukung saya selama ini, dengan berat hati saya mengundurkan diri dari posisi sebagai saya sebagai Ketua OKK 3 DPW PPP Provinsi Aceh dan juga sekaligus mundur dari status kader PPP.
Semoga Allah SWT membimbing saya dan kita semua agar senantiasa istiqamah di jalan kebenaran dan istiqamah bersama umat. Amiin ya Rabb.
Pengumuman pengunduran diri Musannif dari PPP ini menimbulkan gonjang-ganjing di kalangan kader partai berlambang Ka'bah di Aceh ini.
Tiga hari sebelumnya, seorang kader senior PPP asal Aceh, Ghazali Abbas Adan, juga mengungkapkan rasa kecewa terhadap partai yang telah ikut membesarkan namanya itu.
Pernyataan bernada rasa kecewa Ghazali Abbas Adan ini diluahkan dalam artikel atau opininya berjudul “Tidak Dukung Ganjar Sebagai Capres, Batal Jadi Caleg DPR RI dari PPP” yang tayang di Serambinews.com pada, Minggu 20 Agustus 2023, dan Harian Serambi Indonesia dengan judul “Ganjar Pranowo, Anies, dan Politisi Robot ala PPP” pada, Senin, 21 Agustus 2023.
Hanya saja, berbeda dengan Musannif, Ghazali Abbas Adan tidak menyatakan diri mundur dari keanggotaannya di PPP.
“Ketika dengan lapang dada menerima resiko dari sikap politik, namun saya tetap sebagai politisi partai hebat PPP, partai warisan ulama, berlambang Ka'bah Musyarrafah, kiblat umat Islam sedunia berideologi politik Islam ramatan lil 'alamin.
Kendati saat ini sedang ditimpa musibah, karena dikendalikan gerombolan politisi robot dengan karakter sekularis, pragmatis, oportunis, hedonistis. Allaahumma innii qad ballaghtu, Allaahumma fasyhad,” tulis Ghazali Abbas dalam artikel tersebut.(*)
Baca juga: VIDEO VIRAL Suhu Panas Ekstrem Landa Semarang, Bahkan Cone Lalu Lintas Ikut Meleleh
Baca juga: Mubadala dan Harbour Cari Migas di Lepas Pantai Aceh Utara, SKK Gelar Sosialisasi Pengeboran