Akhirnya terjawab pertanyaan saya dalam hati ternyata pemilik kafe ini bekerja sama dengan beberapa pelaku UMKM kuliner yang berada di sekitar kafe miliknya sehingga pertumbuhan ekonomi sama-sama menguntungkan.
Usaha milik Adi ini dibuka mulai pukul 06.30 hingga pukul 00.00 WIB. Cocok untuk tempat ngopi bareng sambil ngobrol. Pengunjung yang datang bukan hanya orang Aceh, melainkan ada juga dari berbagai suku bahkan dari keturunan Cina yang memboyong keluarganya menikmati mie aceh dan beberapa menu lainnya, seperti yang terlihat pada saat kami berkunjung.
Jam dinding di sudut ruangan telah nenunjukkan angka 22.00 malam, kami mulai bergerak meinggalkan kafe karena harus kembali ke Bireuen malam itu juga. Kenangan secangkir jahe madu hangat tidak dapat kami lupakan, rasanya ingin kembali lagi.
Pada saat kaki melangkah baru sampai di depan kafe salah seorang pelayan menawarkan minuman jahenya dibungkus. Dengan lembut kami sampaikan karena perjalanan jauh tidak mungkin membawanya pulang. Insyaallah di lain waktu kami datang lagi. Terima kasih atas pelayanannya. < chairulb06@gmail.com>