Tanggapi Prof Humam soal Ganti Ketua DPRA, Pon Yaya: Saudara Berhentilah Berhalusinasi

Penulis: Sara Masroni
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tanggapi Prof Humam soal Partai Aceh (PA) ganti Ketua DPRA, Saiful Bahri alias Pon Yaya sebut berhentilah berhalusinasi.

SERAMBINEWS.COM - Tanggapi Prof Humam soal Partai Aceh (PA) ganti Ketua DPRA, Saiful Bahri alias Pon Yaya sebut berhentilah berhalusinasi.

Hal disampaikannya merespon pernyataan Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK), Prof Ahmad Humam Hamid yang menduga pergantian Pon Yaya dari kursi Ketua DPRA oleh PA akibat menyetujui anggaran Rp 1,2 triliun untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON).

Menurutnya, apa yang menjadi dugaan Prof Humam sama sekali tidak benar dan malah berpotensi sebagai pembohongan publik.

"Saya Saiful Bahri (Pon Yaya) menyampaikan beberapa hal kepada saudara Humam," ungkap Pon Yaya melalui keterangannya yang diterima Serambinews.com, Kamis (28/9/2023).

"Saya mengimbau agar berhentilah menduga dan berprasangka buruk kepada orang lain," tambahnya.

Baca juga: Hitung-hitungan Prof Humam Kenapa PA Ganti Pon Yaya Ketua DPRA: Apakah Mereka Mau Cuci Tangan?

Dia menjelaskan, selama menjabat sebagai Ketua DPRA tidak pernah menandatangani persetujuan penggunaan dana Otsus untuk PON.

"Tidak pernah menandatangani persetujuan penggunaan dana Otsus untuk PON serta DPRA tidak dilibatkan sama sekali dalam hal tersebut," jelas Pon Yaya.

"Sebaiknya saudara Humam berhentilah berhalusinasi. Usia telah tua, istirahatlah! Karena yang Anda duga tidak benar, aslinya bukan seperti yang saudara ungkap di media," pungkasnya.

 

 

Dugaan Prof Humam Kenapa PA Ganti Ketua DPRA 

Diketahui sebelumnya Sosiolog dan Guru Besar USK, Prof Ahmad Humam Hamid menduga, Partai Aceh mengganti Pon Yaya dari kursi DPRA buntut dari menyetujui anggaran Rp 1,2 triliun untuk PON.

Menurutnya, publik terkejut ketika tiba-tiba Pemerintah Aceh bersama Ketua DPRA diduga telah setuju mengalihkan dana triliunan dari Aceh untuk penyelenggaraan PON.

"Dana yang seharusnya untuk membangun Aceh dalam kondisi yang sangat miskin itu, (dialihkan) kepada dana PON," kata Prof Humam dalam program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Rabu (27/9/2023).

"Orang-orang di luar mengatakan ini kita sudah gak ada lagi 2 persen, tinggal 1 persen dana otsus, kemudian uang lain juga amburadul, masa kita mau sumbang lagi untuk PON, mungkin itu awalnya," tambah Guru Besar USK itu menduga soal kenapa PA ganti Pon Yaya.

Baca juga: Prof Humam: Aceh Miskin, Dana Outsus Tinggal 1 Persen, Nyumbang Lagi ke PON

Baca juga: Prof Humam Kritik DPRA dan Pemerintah Aceh soal Komunikasi ke Publik, Singgung Rp 1,2 T untuk PON

Menurutnya, bertentangan ketika pimpinan DPRA bersama Pemerintah Aceh menandatangani persetujuan anggaran Rp 1,2 triliun untuk PON.

Sementara saat daerah lain jadi tuan rumah PON, justru mendapat berbagai fasilitas.

"Saya dulu pernah bermimpi, ketika Aceh akan dapat sebagai venue PON, Aceh ini pasti akan dapat stadion besar, bisa lebih hebat dari Harapan Bangsa," ujar Prof Humam.

"Palembang, Papua, triliun itu uangnya (dikucurkan negara). Lalu kalau seperti ini apakah kita bodoh, atau memang negara lagi gak ada uang," tambahnya.

Sosiolog dan Guru Besar USK itu juga menyampaikan pentingnya komunikasi yang baik dari pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif kepada publik.

Termasuk dalam hal ini soal penganggaran dana dari Aceh untuk penyelenggaraan PON yang nilainya fantastis, mencapai triliunan rupiah.

"Dan kalau ini apapun adanya, tolong dikomunikasikan dengan publik gitu. Jadi ini yang terjadi adalah tiba-tiba uang Aceh mau (dipakai untuk PON)," kata Prof Humam.

"Mungkin ini yang membuat Partai Aceh, mungkin mulai ketakutan. Atau Partai Aceh mulai menjelaskan posisinya kepada publik," tambahnya.

Baca juga: Jubir Pemerintah Aceh Bantah PON XXI 2024 Aceh Kuras APBA Rp 1,2 Triliun

Ihwal komunikasi yang kurang baik ini lantas menurut Prof Humam menjadi cikal bakal dilengserkannya Pon Yaya dari kursi Ketua DPRA oleh Partai Aceh.

"Ini dugaan saya, apakah cerdas partai Aceh, apakah takut Partai Aceh. Mungkin mereka tidak mau kena getahnya," ungkap Prof Humam.

"Ini akan menjadi hujatan publik yang luar biasa menjelang pileg, jangan sampai ini menjadi dosa yang tak termaafkan, mungkin dugaan saya (kenapa Pon Yaya diganti)," tambahnya.

Diketahui Dewan Pimpinan Pusat Partai Aceh (DPP PA) menunjuk Zulfadhli sebagai Ketua DPRA sisa masa jabatan 2019-2024 menggantikan Saiful Bahri alias Pon Yaya.

Surat usulan pergantian dengan nomor 082/DPP/A/PA/IX/2023 itu diantar oleh Faisal Saifuddin, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan DPP PA ke DPRA, Senin (25/9/2023) lalu.

Surat itu diterima oleh dua Wakil Ketua DPRA, Safaruddin dan Dalimi, Ketua Fraksi PNA Safrizal Gam-gam, Ketua Fraksi Gerindra, Abdurrahman Ahmad, Ketua Fraksi PPP, Ihsanuddin MZ, dan juga Sekwan DPRA Suhaimi.

Surat usulan dari DPP PA untuk menggantikan tampuk pimpinan DPRA itu ditandatangani oleh Ketua DPP PA Muzakir Manaf (Mualem), Sekjen, Kamaruddin Abubkar (Abu Razak), dan Ketua Majeulih Tuha Peut PA, Teungku Malik Mahmud.

Baca juga: Ketua PDIP Aceh: Kami Sangat Menyadari Kesulitan Mendapat Suara di Aceh, Namun Ternyata . . .

Dalam surat disebutkan, usulan pergantian Ketua DPRA itu sesuai dengan Keputusan DPP PA Nomor 006/KPTS-DPP/A/PA/IX/2013 tentang usulan pergantian terhadap Ketua DPRA sisa masa bakti 2019-2024.

"Kita mengantarkan surat terkait dengan pergantian Ketua DPR Aceh," ujar Faisal Saifuddin.

"Ini adalah mekanisme rutin sebenarnya yang kita lakukan dan tentu untuk kepentingan masyarakat Aceh yang lebih baik," tambahnya.

Untuk diketahui, Zulfadhli alias Abang Samalanga selama ini menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPRA yang juga Anggota Banggar DPRA.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkini