David Barr, yang berasal dari Leeds namun tinggal di Israel sejak 1984, mengatakan beban yang dia derita akibat pembunuhan yang dilakukan Hamas terhadap adik iparnya, Naomi, lebih ringan daripada kesedihan yang harus ditanggung para keluarga sandera ini.
“Kami tidak menginginkan ada pertumpahan darah di semua pihak. Kita tidak melakukan misi balas dendam. Tetapi kita melakukan misi untuk mengenyahkan setan dari dunia ini, tidak ada lagi, tidak berbeda dengan ISIS. Kelompok itu harus ditaklukkan. Dan orang-orang Palestina harus dibebaskan dari Hamas,” ujar Barr.
Sementara itu, anggota keluarga dari para sandera yang saat ini masih ditahan Hamas, bertemu dengan Presiden Israel pada Minggu (22/10/2023).
Mereka melanjutkan tuntutan kepada pemerintah Israel untuk memfasilitasi pemulangan secara aman dan cepat, orang-orang yang mereka cintai.
Menurut penyelenggara pertemuan ini, sekitar 80 anggota keluarga bertemu dengan Presiden Isaac Herzog di kediamannya di Yerusalem.
Di antara mereka adalah orang tua dari sandera warga Israel berusia 23 tahun, Hersh Goldberg-Polin.
Orang tua Hersh diberitahu oleh para saksi mata dari serangan itu, bahwa tungkai Hersh terluka karena ledakan granat, dan orang tuanya sangat mengkhawatirkan kondisi kesehatannya jika dia tidak bisa menerima perawatan medis yang layak.
“Kami meminta semua orang di seluruh dunia, menteri luar negeri dari 30 negara yang warganya disandera untuk menyuarakan agar perawatan medis dibiarkan masuk,” kata ayah Hersh, Jon Polin kepada Reuters seusai pertemuan dengan Herzog. Israel telah mengonfirmasi bahwa 212 orang ditahan sebagai sandera di Gaza.
Pada 7 Oktober lalu, militan Hamas melakukan serangan mematikan dari Jalur Gaza terhadap warga dan pangkalan militer di Israel bagian selatan.
Sementara, lebih dari 5.700 warga Palestina telah terbunuh dalam pembalasan Israel, menurut kementerian kesehatan Gaza, di tengah krisis kemanusiaan yang berkembang.
Baca juga: VIDEO Ingin Negosiasi dengan Hamas soal Pembebasan Sandera, AS Minta Israel Tunda Invasi Darat
Hamas Kembali Bebaskan Dua Sandera Warga Israel, AS Cemas Eskalasi Konflik bakal Naik Signifikan
Sebelumnya diberitakan, Kelompok Hamas kembali membebaskan dua warga Israel yang ditahan sebagai sandera di Gaza, Senin (23/10/2023).
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) semakin mengungkapkan kekhawatiran bahwa eskalasi perang Israel-Hamas akan memicu konflik lebih luas di kawasan tersebut, termasuk serangan terhadap pasukan AS.
Jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat seiring dengan meluasnya serangan udara oleh Israel yang menghancurkan bangunan-bangunan. Israel mengeklaim serangan tersebut merupakan persiapan untuk serangan darat yang akan datang.
AS memberi saran kepada Israel untuk menunda serangan darat agar ada waktu untuk bernegosiasi mengenai pembebasan lebih banyak sandera yang telah diambil oleh Hamas selama serangan brutalnya dua minggu yang lalu.