SERAMBINEWS.COM - Para pejabat Israel menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap pernyataan Lifshitz setelah dia dibebaskan dari tahanan Hamas di Gaza.
Mereka berpendapat bahwa dia "tidak cukup siap" untuk wawancaranya, dan menganggapnya sebagai "kesalahan".
Lifshitz berusia 85 tahun yang ditawan sejak 7 Oktober, adalah satu dari empat tawanan yang telah dibebaskan.
Baca juga: Warga Gaza: Israel Ingin Jadikan Kami Kembali ke Zaman Batu, tanpa Air, Listrik dan Bahan Bakar
Sebagai salah satu tawanan tertua yang ditahan oleh Hamas di Gaza, dia dibebaskan bersama Nurit Yitzhak yang berusia 79 tahun.
Dalam pernyataan persnya, Lifshitz memuji perlakuannya, menyatakan bahwa dia dan rekan-rekan sanderanya "diperlakukan dengan baik" oleh para pejuang Palestina.
Dia juga mengkritik kesiapan tentara Israel menghadapi serangan tanggal 7 Oktober, dengan mengatakan bahwa “dua miliar” syikal telah dihabiskan untuk sistem keamanan yang tidak berfungsi.
Lifshitz menceritakan kedatangannya di Gaza dengan sepeda motor, dan para penculiknya meyakinkannya, dengan alasan keyakinan mereka pada Al-Quran sebagai alasan mereka untuk tidak menyakitinya.
Dia menceritakan bahwa dia mendapatkan perawatan medis dari dokter, penyediaan perlengkapan kebersihan kewanitaan oleh penjaga wanita, berbagi makanan keju putih dan mentimun dengan para penculiknya, dan tidur di kasur.
Wawancara tersebut telah memicu perdebatan di Israel, dimana para pejabat melihatnya sebagai sebuah kesalahan langkah, sementara yang lain berpendapat bahwa laporan Lifshitz memberikan wawasan berharga mengenai kondisi para tawanan yang ditahan oleh Hamas di Gaza.(*)
Baca juga: VIDEO - Tak Berprikemanusiaan Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata Perang