Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Subulussalam, Ramadan yang stanby di lokasi longsor mengimbau para pengguna jalan untuk selalu waspada.
Apalagi, hingga saat ini cuaca di Kota Subulussalam masih kerap dilanda hujan. Saat ini cuaca masih mendung dan dikhawatirkan kembali diguyur hujan.
Biasanya, setiap musim hujan kawasan Desa Jontor hingga Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam rawan terjadi longsor.
“Jadi pengendara yang melintas di Kota Subulussalam waspada, hindari melintas saat hujan deras karena rawan longsor, “ imbau Ramadan.
Sedangkan untuk proses pencarian korban, Ramadan menyatakan akan memaksimalkan. Dia berharap agar ketiga korban segera ditemukan.
Baca juga: FAKTA di Balik Jembatan Kaca di Banyumas Pecah, Tak Pernah Uji Kelayakan, Segini Ketebalan Kacanya
Tim pencarian kata Ramadan, terus bekerja dengan sejumlah cara menemukan ketiga korban tertimpa tanah longsor.
Informasi dari BPJN PPK 2.6 lokasi longsor berada di kawasan KM 12.+600 (/+) namun ini masih perkiraan.
Pengakuan korban selamat
Raja Kalkautsar, seorang korban tanah longsor yang selamat saat diwawancarai Serambinews.com di RSUD Subulussalam mengatakan dia bersama rekannya bernama Edy Sukmawan (27) warga Desa Man Gedung, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe turut menjadi korban.
Keduanya merupakan wartawan media Mataaceh.com dan saat kejadian mereka sedang dalam perjalanan menuju Kutacane, Aceh Tenggara.
Raja Kalkautsar berhasil selama dalam peristiwa tersebut. Sementara rekannya Edy Sukmawan hingga kini masih hilang bersama dua korban lainnya.
Menurut Raja Kalkausatsar, mereka telah berangkat sejak tiga hari lalu dari Lhokseumawe dengan menggunakan mobil Nisan Grand Livina BL 1270 JK warna putih.
Dalam perjalanan di wilayah Subulussalam hujan deras, sehingga keduanya sempat istirahat di salah satu warung kopi.
Namun, sekitar pukul 19.30 WIB terjadi longsor dan mereka kembali menunda perjalanan seraya melihat titik bencana tersebut.
Nah, saat proses pembersihan tanah longsor, tiba-tiba terjadi bencana susulan di mana tebing tanah lainnya runtuh dan menimpa lima orang.