Salah satu korban lainnya, Danur Widuran, menjelaskan ia bersama empat rekannya ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat yang diduga mengalami kelaparan di Distrik Amuma sejak Senin (30/10).
“Kami nakes dari Kemenkes turun diminta untuk pelayanan kesehatan yang memungkinkan dilakukan di Amuma," jelasnya
Pada hari pertama, mereka diterima baik oleh masyarakat setempat dan tidak terjadi apa-apa.
"Pada saat pelayanan kami baik-baik saja, karena kami berangkatnya sekitar jam 8-9, sehingga untuk antar-jemput itu tidak memungkinkan. Setelah kami koordinasi dengan kepala puskesmas dan kepala Dinas Kesehatan, mereka katakan tidak apa-apa menginap di sana," jelasnya.
Karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan pesawat masuk ke Amuma, maka semua nakes harus bermalam.
Keesokan harinya saat para Nakes menunggu kedatangan pesawat, aksi penyerangan kemudian terjadi.
"Kami melakukan pelayanan pagi sampai sore dan kami menginap. Pagi kami menunggu pesawat tapi tidak datang, di situlah kami diserang," pungkas Danur yang merupakan dokter umum. (Serambinews.com/Maulidi Alfata)