Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang memperluas radius pencarian santri yang tenggelam hingga ke wilayah hilir.
Operasi pencarian di hari kelima ini juga diperkuat satu unit rubber boat milik Kodim 0117/Atam.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Aceh Tamiang, Iman Suhery mengatakan, operasi pencarian terus dilakukan dengan mengerahkan tiga rubber boat.
Penyisiran yang awalnya hanya dilakukan dalam radius 10 kilometer, kini sudah diperluas hingga wilayah hilir yang diperkirakan lebih 20 kilometer dari titik kejadian.
Iman melalui Kabid Darlog, Bambang Supriyanto menambahkan, penyisiran ini disertai blender atau menciptakan gelombang berputar pada air untuk mengangkat benda dari dasar sungai.
“Semua titik yang dicurigai sudah dilakukan blender, tapi memang belum membuahkaan hasil,” kata Bambang, Sabtu (4/11/2023).
Bambang mengungkapkan, selama ini pencarian melibatkan tiga rubber boat berkapasitas mesin 15 hingga 25 PK.
Memasuki hari kelima, tim pencari mendapat tambahan satu unit rubber boat dari Kodim 0117/Atam berkapasitas 40 PK.
“Dengan mesin yang lebih besar, harapannya teknik blender bisa lebih maksimal lagi,” ungkap Bambang.
Selain menerapkan teknik blender, pencarian santri Bernama Ibnu Sina (17), yang hilang tenggelam di sungai pada Senin (30/10/2023) lalu, juga memanfaatkan teknologi aqua eye untuk melihat dasar sungai. Namun upaya ini juga belum membuahkan hasil.
“Bantuan masyarakat juga luar biasa, kami sangat berterima kasih terhadap masyarakat yang sudah mendukung dan terlibat langsung,” ungkap Bambang.
Sebelum dilaporkan hilang, Ibnu Sina sempat bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan depan Kantor Bupati Aceh Tamiang.
Menjelang magrib, korban bersama empat temannya beranjak kembali ke pondok pesantren dengan berjalan kaki.
Sebelum masuk ke asrama, mereka terlebih dahulu mandi di sungai.
Rekan-rekannya memastikan Ibnu pandai berenang karena sudah beberapa kali mandi di sungai itu. Namun pada hari naas itu, korban tak sanggup melawan arus sungai hingga hilang ditelan arus.(*)