“Saya datang kemari jauh-jauh dengan berbagai cara. Pinjam-meminjam, ada dapat donasi sedikit. Kami ingin memperjuangkan (hak) ke orangtua kami, DPR RI yang sudah kami pilih. Perwakilan kami. Baik dari Aceh maupun seluruh Indonesia,” tutur Nita.
Ibu satu putri itu berangkat dari Aceh ke Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, pada Kamis (2/11/2023) siang.
Perjalanannya menggunakan bus memakan waktu satu malam.
Baca juga: Guru Ngaji Tewas Bersimbah Darah dalam Rumahnya di Sidoarjo, Tangan Terikat dan Lehernya Dijerat
Dari Bandara Kualanamu, Nita melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada Jumat (3/11/2023) pagi.
Ia menempuh perjalanan udara lebih dari dua jam menuju Bandara Soekarno-Hatta. “Hari Kamis itu saya masih mengajar delapan jam, pulang jam 13.00 WIB, langsung berangkat ke Kualanamu. Dari pagi saya belum makan,” kata Nita.
“Sampai di Bandara Soekarno-Hatta jam 09.00 WIB lebih, karena pesawatnya berangkat jam 06.45 WIB dari Kualanamu,” imbuh dia.
Nita terpaksa menahan lapar karena memiliki uang terbatas.
Ia dan teman-temannya hanya bisa menelan ludah melihat harga makanan restoran cepat saji di Bandara Soekarno-Hatta yang mencapai Rp 90.000 satu kotak.
“Karena enggak ada uang, kami enggak bisa makan di bandara. Kami duduk, (hanya) bawa air putih dan minum sambil menunggu jemputan,” tutur dia.
Di Bandara Soekarno-Hatta, Nita dkk menunggu hingga enam jam demi menumpang taksi online dengan tarif lebih murah.
“Awalnya kami lihat Rp 260.0000. Lalu, kami akhirnya dapat yang Rp 162.000. Belum lagi bayar tol, bayar parkir mobil, sehingga ongkosnya jadi Rp 240.000 dari bandara ke Ciputat,” lanjut Nita.
Nita dan teman-temannya pun sampai di rumah kos sewaan putrinya di Ciputat, Tangerang Selatan, sekitar pukul 15.00 WIB.
Sambil tersenyum pasrah, Nita bercerita bahwa dia langsung memesan semangkuk mi ayam setelah tiba di rumah kos putrinya.
Baca juga: Kukuhkan 357 Guru Profesional PPG Kelompok 1 Tahun 2023, Rektor UIN Ar-Raniry Ingatkan Satu Hal
Ingin dapat “penghargaan”
Sebagai pendidik generasi muda, Nita berharap bisa mendapat penghargaan lebih dari pemerintah.