Berita Banda Aceh

Makan Durian di Markas Wartawan, Pengawal Firli Bahuri Dinilai Intimidasi Dua Jurnalis di Banda Aceh

Penulis: Indra Wijaya
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri melaksanakan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh. Dalam kunjungan kerja tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri, bersama para petinggi Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh, menyempatkan makan durian di Sekber Kopi, Jembatan Pante Perak, Banda Aceh, Kamis (9/11/2023) malam.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri, bersama para petinggi Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh, menyempatkan makan durian di Sekber Kopi, Jembatan Pante Perak, Banda Aceh, Kamis (9/11/2023) malam.

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri melaksanakan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh.

Dalam kunjungan kerja tersebut, Ketua KPK Firli Bahuri, bersama para petinggi Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh, menyempatkan makan durian di Sekber Kopi, Jembatan Pante Perak, Banda Aceh, Kamis (9/11/2023) malam.

Sekber Kopi diketahui markas tempat berkumpulnya para wartawan baik media cetak, online dan televisi.

Saat sedang mencicipi durian dari Aceh, oknum pengawal Firli Bahuri, dinilai melakukan intimidasi terhadap dua wartawan TV, yakni Raja Umar (wartawan Kompas TV) dan Nurmala (wartawan Puja TV).

Intimidasi itu dialami oleh Raja Umar ketika bermula ia mendapat informasi kedatangan Firli ke Warung Kopi Sekber Jurnalis di Banda Aceh sekitar pukul 20.49 melalui group wartawan tv.

Mendapat informasi orang penting di KPK itu, ia langsung bergegas dari rumah ke lokasi menggunakan sepeda motor. Sekitar 15 menit perjalana, dirinya tiba di lokasi dan langsung mengeluarkan id pers dan kamera dari tas langsung menghampiri Firli memperkenalkan diri.

Baca juga: VIDEO - Wamenkumham Eddy Hiariej Jadi Tersangka Korupsi, KPK Membenarkan

“Bahwa saya wartawan Kompas TV ingin mewawancarai Ketua KPK terkait agenda kunjungan  ke Aceh dan tanggapannya terhadap tudingan Firli mengulurkan waktu dari panggilan Polda Metro,” kata Raja Umar, Jumat (10/11/2023).

“Lalu Firli menjawab tidak ada komentar, 'saya lagi makan duren', ya udah Pak, siap makan durian boleh ya, saya tunggu,” ucap Umar menirukan dialog bersama Firli.

Tak lama setelah itu polisi pengaman Firli langsung mengingatkan saya tidak boleh ambil video dan foto.

Umar pun pun langsung menjawab "santai bos, saya lagi kerja , saya wartawan,” sembari  duduk menjauh dari meja pertemuan Firli dengan pimpinan media yang tergabung dalam JMSI. 

Tak berselang lama, Umar kemudian dihampiri polisi yang mengenakan pakaian preman dan meminta agar menghapus foto pertemuan Firli.

Umar pun langsung menolak untuk menghapus, sembari mempertanyakan apa hak yang bersangkutan menyuruh dirinya untuk menghapus foto tersebut.

Baca juga: Ini Waktu Tepat Baca Alfatihah Ketika Shalat Berjamaah, Bersamaan degan Imam atau Sesudah?

“Lalu dia menjawab dia polisi berhak meminta saya hapus foto itu. Nah karena dipaksa disuruh buka galeri di HP, saya langsung hidupkan rekaman, saya rekam , lalu saya tanya sambil buka galeri yang mana foto yang harus saya hapus.

Dan polisi itu tau saya  merekam audio dia juga meminta menghapus rekaman tersebut lalu saya melawan,” cerita Umar. 

Kemudian rekaman audio itu tersebut ia kirim ke grup kompas.com, dikarenakan dirinya merasa diintimidasi oleh pengawal Firli ketika menjalankan tugas. “Tujuannya kalau terjadi sesuatu dengan saya itu akan menjadi salah satu barang bukti di kemudian hari,” jelasnya.

Setelah, insiden tersebut, Umar kemudian langsung mengabari ke beberapa wartawan TV yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) agar mereka segera ke lokasi untuk sama-sama meliput Firli. 

“Karena sebelumnya ada juga wartawan Puja TV, namanya nurmala  mengalami intimidasi juga saat mengabadikan foto saya menghampiri Firli untuk minta izin. Nurmala pun diminta paksa hapus foto tersebut,” pungkasnya.

Sementara itu, Jurnalis Puja TV Nurmala mengatakan, bahwa dirinya mendapat intimidasi serupa dari pengawal Firli Bahuri. Ia tiba duluan dibanding Umar. 

Baca juga: Beredar Video Tentara Israel Jadikan Tahanan Palestina Perisai Manusia,Mata Ditutup,Ditodong Senjata

“Pas saya tiba, teman wartawan bilang ke saya bahwa tidak bisa keluarin kamera. Jadi saya simpan kamera saya. Lalu tidak lama datang Bang Umar dan langsung mengeluarkan Id Pers menemui Firli,” kata Nurmala.

Pria yang sebelumnya menegur Raja Umar kemudian menghampiri Nurmala menanyakan apa dirinya sempat merekam video. Dan tidak mengatakan bahwa tidak merekam pertemuan itu.

Pengawal itu kemudian meminta ia untuk membuka galeri foto di HPnya untuk mengecek ada atau tidaknya ia merekam kegiatan Firli di Sekber Jurnalis tersebut.

“Lalu aku buka galeri dan ambil di File kamera. Yang ada cuma satu video yang aku record dan kelihatan, dia minta hapus saya turuti. Kemudian dia minta buka di file sampah. Saya jawab kalau HP saya terdelete otomatis dan menghapus file sampah itu,” cerita Nurmala. (*)
 
 

Berita Terkini