“Dijelaskan bagaimana kondisi di kamp penampungan Bangladesh, dan bagaimana mereka bisa masuk ke perairan kita, ini semua harus dijelaskan pada masyarakat kita,” jelasnya.
“Stakeholder yang saya maksudkan yang harus dilibatkan adalah KAMLA (Keamanan Laut) dan Satuan Pengamanan Angkatan Laut RI yang selama ini menjaga perairan Aceh,” tambah Iskandar.
Terluntang Lantung di Kota Banda Aceh
Sebanyak 135 warga Rohingya yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak , kini terluntang-lantung di Ibukota Banda Aceh.
Para pengungsi Rohingya kini berada di depan gerbang Kantor Gubernur Aceh pada Senin (11/12/2023).
Sebelumnya pada Senin (11/12/2023) sekitar 01:00 dini hari para pengungsi direncanakan ditempatkan di Scout Camp Seulawah, kemudian truk pengangkut mereka ditolak warga setempat dan dipaksa putar balik.
Pantauan Serambinews.com pukul 09:30 WIB pagi tadi, terlihat sejumlah warga mengerumuni para pengungsi dan dijaga ketat oleh pihak pengamanan kepolisian.
Lokasi berdiamnya para pengungsi Rohingya ini telah di pasang garis polisi.
135 warga Rohingya tersebut juga telah diberi makan dan minum di area yang telah di lingkari garis polisi.
Salah seorang anggota keamanan, Zullfikar, mengatakan para pengungsi tiba kembali dikantor Gubernur Aceh sekitar 01:40.
“Mereka di tolak warga di Saree kemudian sekitar jam dua lewat mereka diantar lagi ke kantor Gubernur Aceh,”ujarnya.
Laporan wartawan Serambinews.com di lokasi, Indra Wijaya mengatakan, UNHCR sejak tadi malam belum terlihat melakukan penanganan.
Sehingga 135 pengungsi yang terdampar sore kemarin kembali terkatung-katung tak tau akan diletakkan kemana.
Bahkan saat ini mereka kembali dipindahkan ke Taman Ratu Saifatuddin.
Beruntung ada inisiatif dari relawan rapi untuk melakukan penggalangan dana di depan kantor gubernur Aceh.