Kajian Islam

Cara Menyiapkan Puasa Ramadhan 2024 Menjadi Lebih Bermakna, Simak penjelasan Buya Yahya

Penulis: Firdha Ustin
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buya Yahya mengungkap soal persiapan jelang puasa Ramadhan.

Tetapi kalau kita selalu mengontrol, diri kita pun akan selamat.

Lebih dari itu lanjut Buya, ini adalah makna perintah Allah SWT yang dijelaskan oleh para ulama bahwa segala ilmu yang kita peroleh adalah untuk menjaga diri kita sendiri sebelum orang lain.

Kalau sudah diri kita baik, kita menata diri kita, baru saat itu kita melihat orang-orang yang berada di sekitar kita.

Kemudian yang kedua kata Buya adalah mari kita saling berdoa diantara kita, jangan sampai kita pelit berdoa.

Termasuk marilah kita berdoa dengan segala kebaikan terhadap orang-orang yang bermasalah dengan kita.

Orang yang kita dengki, orang yang kita benci, orang yang kita dendami, orang yang bermusuhan dengan kita, orang yang berbohong kepada kita, orang yang berbuat curang (dzalim) kepada kita, kita doakan semuanya dengan doa-doa yang baik-baik.

Itu adalah pembersih hati kita dan lebih dari itu Allah SWT akan mengagungkan orang yang senantiasa berjuang untuk memerangi hawa nafsunya yang penuh dengan kekotoran itu.

Disaat kita sudah berusaha membersihkan hati kita yang demikian ini, maka Ramadhan akan lebih bermakna, kata Buya.

Kita akan merasakan keindahan dalam bulan Ramadhan.

Diantara suami istri tetap mesra dan indah, sangat mudah untuk melakukan ibadah.

Kakak beradik yang mesra sangat mudah untuk melakukan tegur menegur di dalam meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan dan akhlak yang mulia.

Begitu juga kita dengan tetangga. Kalau sudah hati kita tertata, tidak ada kesombongan tidak ada saling meremehkan, yang ada adalah kerinduan untuk menyampaikan kebaikan, maka sungguh di saat itu sangat mudah bagi kita untuk mewujudkan dan menghadirkan ibadah-ibadah di bulan suci Ramadhan.

Dengan begitu lanjut Buya, maka kita akan menjadi orang-orang yang beruntung di bulan suci Ramadhan.

Keluar di bulan suci Ramadhan menjadi orang yang bertaqwa, yang hakikat taqwa itu adalah kita semakin baik kepada Allah dan semakin baik kepada sesama manusia.

Yang baik kepada Allah SWT tidak baik kepada manusia, bukanlah orang yang bertaqwa dan yang baik kepada manusia saja, tapi ternyata tidak khusyuk kepada Allah SWT dan tidak rindu kepada Allah SWT bukanlah orang yang bertaqwa.

Taqwa adalah gabungan dua makna keharmonisan dan keindahan kepada Allah SWT, sekaligus keharmonisan dan keindahan kepada sesama manusia yang dalam hal ini adalah buah manfaat puasa yang kita lakukan seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Al Qur’an, pungkas Buya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkini