Israel, sebagai tanggapannya, dilaporkan pada Jumat pagi telah menyerang pangkalan udara dekat Isfahan di Iran tengah, sehingga merusak sistem pertahanan radar.
Iran meremehkan serangan itu, dengan mengatakan tidak ada kaitan dengan Israel, sehingga menghilangkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.
Menurut The New York Times, sistem radar menjaga fasilitas nuklir rahasia Natanz, yang diduga tersembunyi jauh di bawah tanah.
Serangan tersebut dilaporkan sebagai pesan Israel kepada Iran bahwa mereka dapat melakukan serangan lebih jauh dan lebih menyakitkan tanpa terdeteksi.
Perjanjian nuklir penting pada tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar menawarkan keringanan sanksi kepada negara tersebut sebagai imbalan atas pembatasan yang dimaksudkan untuk mencegah Iran memproduksi senjata nuklir.
Salah satu syarat perjanjian itu adalah pengawas PBB akan memantau situs nuklir Iran.
Setelah pemerintahan Trump menarik AS keluar dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action), Iran mulai meningkatkan program nuklirnya.
Iran menimbun uranium yang diperkaya melebihi tingkat yang ditetapkan dalam perjanjian dan memperkayanya hingga kemurniannya melebihi ketentuan JCPOA.
Pembicaraan di bawah pemerintahan Biden yang bertujuan untuk membawa AS kembali ke dalam JCPOA dan Iran kembali sesuai dengan ketentuannya telah terhenti, tanpa adanya prospek terobosan.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS