Jurnalisme Warga

Jurnalisme Warga Berperan Dalam Membangun Gampong

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

M. ZUBAIR, S.H., M.H., Kadis Kominfo dan Persndian Bireuen, melaporkan dari Bireuen

M. ZUBAIR, S.H., M.H., Kadis Kominfo dan Persndian Bireuen, melaporkan dari Bireuen

Reportase ini terinspirasi dari kegiatan Pelatihan Jurnalistik untuk Pengembangan Gampong yang dilaksanakan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Diskominsa) Kabupaten Bireuen pada 8 Mei 2024.

Program inovasi yang diupayakan Diskominsa Bireuen itu adalah dalam rangka menjalankan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Bahwa kewajiban menjalankan keterbukaan informasi publik mulai dari pemerintah pusat sampai ke pemerintahan desa/gqmpong. Di samping juga untuk membuka keterisolasian gampong-gampong yang selama ini tidak diketahui publik sehingga akan muncul ke permukaan dengan publikasi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dipunyai suatu gampong.

Pelatihan yang diikuti 20 peserta itu dipilih dari gampong-gampong yang website gampong.id-nya aktif dan akan dijadikan ‘pilot project’ bagi pengembangan publikasi potensi-potensi gampong yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli gampong.

Peserta yang diundang adalah anggota Kelompok Informasi Gampong (KIG) masing-masing gampong karena mereka merupakan pilar utama dalam menyebarluaskan informasi-informasi tentang gampong.

Sarana utama media publikasi yang dapat digunakan oleh gampong adalah website gampong.id yang telah dirancang oleh Diskominsa Aceh dan sudah dibagikan kepada seluruh gampong oleh Diskominsa masing-masing kabupaten/kota.

Pelatihan yang mengusung tema “Jurnalisme Warga untuk Pengembangan Gampong Dalam Kabupaten Bireuen” itu dibimbing langsung oleh Bapak Yarmen Dinamika, Redaktrur Harian Serambi Indonesia. Mengingat penyebarluasan informasi desa tidak hanya tebatas melalui website gampong.id, maka Yarmen mengulas juga tentang teknik menulis ‘press release’ dan berita, serta kiat bermitra dengan awak media.

Pelatihan dimulai dengan pemaparan materi dan dilanjutkan dengan latihan menulis serta evaluasi terhadap tulisan tersebut. Dengan bimbingan langsung cara menulis serta mengedit diharapkan peserta dapat dengan cepat menguasai ilmu jurnalistik.

Salah satu konsep yang dibangun Diskominsa Bireuen adalah merupakan konsep untuk membangun gampong melek informasi dan teknologi, di mana gampong dapat dengan mudah mengakses, mengolah, dan memproduksi informasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi gampongnya.

Dengan demikian, peserta yang dilatih jurnalistik tersebut disiapkan untuk menjadi jurnalisme warga atau citizen journalism yang mengacu pada peran aktif masyarakat dalam proses pengumpulan, pelaporan, pengolahan, dan penyajian berita.

Begitu banyak peran warga yang mewarnai perkembangan jurnalisme di tanah air dapat membangun gampong sampai terkenal ke seantero dunia.

Peristiwa dahsyat tsunami Aceh pada akhir 2004 silam bisa disaksikan oleh masyarakat di seluruh dunia, salah satunya karena ada video amatir dari seorang jurnalis warga, yaitu Cut Putri yang berhasil merekam kedahsyatan tsunami, di saat dirinya dalam kondisi terancam air laut yang menggulung daratan.

Nilai berita dalam video tersebut sangat tinggi walaupun pembuat video tersebut bukanlah jurnalis professional. Hal ini membuktikan bahwa jurnalisme warga mempunyai peran penting dalam dunia jurnalistik.

Dalam hal ini dapat dipahami bahwa jurnalisme warga dapat dimaknai sebagai keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memamndang latar belakang pendidikan, keahlian dapat merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi (tulisan, gambar, foto, dan tuturan) kepada khalayak.

Kegiatan jurnalisme warga memiliki dampak positif. Peratama, memberi ruang bagi peran serta warga dalam pengelolaan informasi. Kertibatan warga dalam dunia jurnalistik membuktikan adanya hubungan dinamis antara pelaku mdia dan pembacanya.

Halaman
12

Berita Terkini