Kupi Beungoh

Shalat Jumat Berjamaah: Peluang Emas Meraih Pahala Haji bagi Muslim yang Kurang Mampu

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

T. M. Akhsanul Khalis adalah mahasiswa prodi KPI FDK UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Oleh : T. M. Akhsanul Khalis

Shalat Jumat berjamaah adalah salah satu ibadah penting dalam Islam yang dilaksanakan setiap hari Jumat.

Selain sebagai momen istimewa dengan banyak keutamaan dan pahala besar, shalat Jumat juga dapat menjadi kesempatan emas bagi Muslim yang kurang mampu untuk meraih pahala setara dengan pahala haji.

Ini sangat berarti bagi mereka yang belum memiliki kesempatan untuk menunaikan ibadah haji karena berbagai keterbatasan, termasuk Ongkos Naik Haji (ONH)

Keutamaan Shalat Jumat dalam Islam

Shalat Jumat adalah salah satu ibadah wajib yang memiliki tempat istimewa dalam Islam. Setiap Muslim laki-laki yang sudah baligh diwajibkan untuk menunaikan shalat ini setiap hari Jumat.

Keutamaan shalat Jumat sangatlah besar, dan banyak dalil dari Al-Qur’an, hadits, serta perkataan ulama yang menegaskan hal ini.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Jumu’ah ayat 9:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya shalat Jumat, hingga Allah memerintahkan untuk meninggalkan semua aktivitas duniawi demi menunaikannya.

Hadits Nabi Muhammad SAW juga banyak yang menekankan keutamaan shalat Jumat.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa mandi pada hari Jum’at, kemudian berangkat menuju masjid sedikitnya berjalan kaki, lalu dia shalat apa yang ditetapkan baginya, kemudian dia diam mendengarkan khutbah, maka setiap langkah yang dia tempuh akan menghapuskan dosa yang dilakukan di antara hari itu dan Jum’at yang lain serta memberinya pahala seperti haji dan umrah, satu haji dan satu umrah.”

Para ulama juga banyak yang membahas tentang keutamaan shalat Jumat. Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad menyebutkan bahwa shalat Jumat adalah salah satu ibadah paling utama dan merupakan hari yang paling baik bagi umat Islam.

Bahkan, hari Jumat disebut sebagai sayyidul ayyam atau pemimpin dari semua hari. Dalam khutbah Jumat, umat Muslim diberikan kesempatan untuk mendengar nasehat-nasehat penting yang bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka.

Selain itu, shalat Jumat juga menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi dan persaudaraan di antara sesama Muslim.

Dalam sebuah masyarakat, shalat Jumat berjamaah bisa menjadi momen untuk saling mengenal, berbagi informasi, dan memperkuat ikatan sosial.

Ini juga menjadi waktu yang tepat untuk berdiskusi dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi bersama.

Secara keseluruhan, keutamaan shalat Jumat tidak hanya terletak pada pahala besar yang dijanjikan Allah, tetapi juga pada berbagai manfaat sosial dan spiritual yang bisa dirasakan langsung oleh umat Muslim.

Perbandingan Pahala Shalat Jumat dan Haji

Shalat Jumat dan haji adalah dua bentuk ibadah penting dalam Islam yang menawarkan pahala besar bagi pelaksanaannya. Shalat Jumat, meskipun berbeda dalam bentuk dan pelaksanaannya dengan haji, memiliki keutamaan yang sangat besar.

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad menyebutkan bahwa berangkat lebih awal untuk shalat Jumat memiliki pahala yang setara dengan berkurban, mulai dari seekor unta hingga sebutir telur, tergantung pada waktu kedatangan.

Ini menunjukkan besarnya perhatian Allah terhadap niat dan usaha seorang Muslim dalam menunaikan shalat Jumat.

Hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dari Aus bin Aus radhiyallahu ‘anhu menyatakan bahwa persiapan dan adab yang baik pada hari Jumat, seperti mandi, bersuci, memakai wewangian, dan mendengarkan khutbah dengan khusyuk, dapat menghapus dosa selama satu minggu penuh.

Ibadah haji, sebagai rukun Islam kelima, diwajibkan bagi setiap Muslim yang mampu secara fisik dan finansial.

Hadits riwayat Bukhari menyebutkan bahwa haji yang dilaksanakan dengan ikhlas dan tanpa melakukan kefasikan dapat menghapuskan semua dosa yang telah lalu.

Imam Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad menjelaskan bahwa shalat Jumat memiliki keutamaan besar dan bisa menandingi pahala haji bagi mereka yang tidak mampu.

Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juga menyebutkan bahwa shalat Jumat memiliki manfaat sosial dan spiritual, seperti memperkuat ikatan persaudaraan dan mendengarkan nasihat yang berharga.

Allah SWT memberikan kemudahan bagi umat-Nya dalam meraih pahala, baik melalui haji bagi yang mampu maupun melalui shalat Jumat bagi yang kurang mampu.

Hal ini menunjukkan betapa Allah Maha Pemurah dan Maha Penyayang, memberikan kesempatan yang adil bagi setiap hamba-Nya untuk meraih pahala besar.

Meskipun berbeda dalam pelaksanaannya, keduanya memiliki keutamaan yang sangat besar.

Shalat Jumat dapat menjadi sarana bagi Muslim yang kurang mampu untuk meraih pahala setara dengan haji, sementara haji tetap merupakan puncak ibadah yang menghapuskan dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tantangan dan Hambatan Menunaikan Ibadah Haji

Menunaikan ibadah haji adalah impian setiap Muslim, namun perjalanan menuju Tanah Suci penuh tantangan dan hambatan. Biaya yang sangat tinggi menjadi salah satu hambatan utama, mencakup tiket pesawat, akomodasi, transportasi, makanan, dan biaya administrasi.

Bagi banyak Muslim di negara dengan ekonomi kurang berkembang, biaya ini memberatkan dan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkannya. Kuota haji yang terbatas juga membuat calon jemaah harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan giliran.

Faktor kesehatan menjadi hambatan penting, karena haji memerlukan fisik yang kuat untuk melakukan banyak kegiatan fisik.

Bagi yang lanjut usia atau memiliki kondisi kesehatan tertentu, haji bisa sangat menantang. Bahkan bagi yang sehat, perubahan cuaca ekstrem dan keramaian bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Keterbatasan waktu juga menjadi tantangan, terutama bagi yang bekerja dan sulit mendapatkan cuti panjang. Selain itu, situasi politik dan keamanan bisa mempengaruhi pelaksanaan haji.

Ketidakstabilan politik di negara asal atau negara-negara transit, serta kondisi keamanan di Arab Saudi, bisa menjadi penghalang.

Dengan berbagai tantangan tersebut, tidak semua Muslim mampu menunaikan haji. Oleh karena itu, Islam memberikan alternatif melalui ibadah lain seperti shalat Jumat, yang dalam beberapa hadits disebutkan bisa memberikan pahala setara dengan haji bagi mereka yang kurang mampu.

Motivasi untuk Muslim yang Belum Mampu Berhaji

Bagi Muslim yang belum mampu menunaikan ibadah haji, ada banyak cara untuk tetap mendapatkan pahala besar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Salah satunya adalah dengan memanfaatkan ibadah shalat Jumat, yang dalam beberapa hadits disebutkan pahalanya bisa setara dengan haji jika dilaksanakan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.

Persiapan dan adab yang baik pada hari Jumat, seperti mandi, bersuci, memakai wewangian, dan mendengarkan khutbah dengan khusyuk, dapat menghapus dosa selama satu minggu penuh, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi.

Hal ini memberikan peluang besar bagi setiap Muslim untuk meraih pahala dan pengampunan.

Para ulama juga mengajarkan bahwa ibadah-ibadah lainnya, seperti berpuasa, bersedekah, dan berbuat kebaikan, bisa menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih pahala besar.

Allah SWT memberikan banyak jalan bagi hamba-Nya untuk mendapatkan keberkahan dan pahala, meskipun belum mampu berhaji. Dengan meningkatkan kualitas ibadah sehari-hari, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, dan menjaga hubungan baik dengan sesama, setiap Muslim pasti dapat meraih pahala besar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Banda Aceh, 31 Mei 2024

Penulis, T. M. Akhsanul Khalis Mahasiswa KPI FDK UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dan Anggota Humas Ikatan Mahasiswa Alumni Dayah Aceh (IMADA) Email: tmakhsanul@gmail.com

Berita Terkini