Kupi Beungoh

Revitalisasi Nilai-Nilai Kemerdekaan Dalam 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr. Ainal Mardhiah, S Ag, M.Ag. Dosen Pendidikan Agama Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Oleh: Dr. Ainal Mardhiah, S Ag, M.Ag.

350 tahun Indonesia dijajah Belanda dan 3,5 tahun dijajah oleh Jepang.

Sebuah masa yang sangat panjang, sedih, menyakitkan dan sangat melelahkan. Penderitaan demi penderitaaan dirasakan oleh rakyat Indonesia yang tidak kunjung usai.  

Kematian rakyat dalam jumlah yang tidak sanggup dihitung, penyiksaan, kelaparan, penindasan, kerja paksa, diterima rakyat Indonesia selama penjajahan Jepang dan Belanda. Lalu apa balasan buat mereka setelah Indonesia merdeka, adakah kita sudah menjaganya?

350 tahun masa penjajahan Belanda, ditambah 3,5 tahun masa penjajahan Jepang.

Masa yang sangat lama,  masa yang sangat panjang  untuk bisa menyaksikan sebuah kemerdekaan yang kita peringati pada hari ini 17 Agustus 2025, ulang  tahun ke-80 Kemerdekaan Indonesia. Lalu apa yang kita isi selama 80 tahun Indonesia merdeka? 

Kini 80 tahun Indonesia merdeka, bagaimana keadaan negeri ini? Apakah negeri ini baik-baik saja?

Baca juga: Kurikulum Pendidikan Islam Itu "Berbasis Cinta", Solusi Masalah Lokal & Jawaban Tantangan Global 

Semakin baikah, atau semakin terpuruk?  Hutang dengan luar negeri dikabarkan semakin hari semakin tinggi, pengelola negara kehilangan moral dan hati nurani, rakyat diminta efisiensi, berhemat, sedangkan mereka pamer kekayaan, pamer korupsi. Sedih kali melihat keadaan negeri ini. 

Tanah-tanah dinegeri ini, dijual kepada orang asing, menggunakan nama rakyat sendiri. Hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas, yang salah bisa dibenarkan yang benar bisa disalahkan tergantung uang dan relasi.  

Pengangguran membludak, rakyat lapar, pendidikan mahal, kesehatan mahal, kebutuhan hidup mahal, kemiskinan meningkat,  ditengah pemberitaan melimpah ruahnya Sumber Daya Alam di negeri ini. Bukankah ini pengkhiatan? mengkhianati perjuangan kemerdekaan Indonesia?  

Sedih melihat orang-orang sudah kehilangan hati nurani dan kasih sayang terhadap sesama, kehilangan kasih sayang terhadap rakyatnya. Sedih melihat keadaan rakyat yang sengsara, karena sulitnya pekerjaan, sementara Sumber Daya Alam melimpah, tapi rakyat tidak bisa menikmatinya. Kemana perginya Sumber Daya Alam di negeri ini? Kemana perginya para ilmuwan, cerdik pandai? Harusnya merekalah yang mengelola negeri ini. Agar rakyat Indonesia hidup sejahtera, adil, dan beradab.

Apakah sudah lupa, bagaimana kejam dan mengerikan penjajahan Indonesia oleh Jepang dan Belanda.

Apakah kita ingin terjajah kembali dengan menjual tanah-tanah, SDA dan aset negeri ini kepada orang asing? Apakah kita ingin anak-anak kita nanti menjadi pesuruh di negeri sendiri? Menjadi pembantu di rumah sendiri? 

Moga Allah menyadarkan kita semua, begitu berharganya kemerdekaan ini, begitu berharga keamanan di negeri ini.

Moga Allah menyadarkan pemimpin dan pengelola negeri ini akan tanggung jawabnya, mengelola negeri ini untuk kesejahteraan rakyat dan negaranya. Sebelum selesai masa tugasnya, menunggu persidangannya di hadapan Rabbnya tentang kepemimpinan dan amanah yang dititip kepadanya. 

Halaman
123

Berita Terkini