Sementara pada Maret, 10 kasus HIV dan 5 kasus AIDS (total 15 kasus), April 5 kasus HIV dan o kasus AIDS (total 5 kasus), serta Mei 11 kasus HIV dan 1 kasus AIDS (12 kasus).
Untuk penularannya didominasi oleh kelompok LSL (laki-laki seks laki-laki) atau homoseksual. Dari kelompok usia, paling banyak dari kalangan remaja yang masih berusia 20-29 tahun.
“Pemko harus fokus dan perlu gerakan bersama untuk menanggulangi HIV/AIDS ini, sehingga tidak hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi perlu keterlibatan lintas sektoral,” kata Farid.
Farid mendesak Pemko membentuk tim khusus penanggulangan HIV/AIDS di Banda Aceh. Hal ini menjadi penting karena sebagian besar pelaku atau korban kasus ini adalah mereka yang terkait dengan LGBT.
Baca juga: 40 Link Twibbon Idul Adha 2024, Pasang Foto, Unduh Lalu Kirim Ucapan Selamat Idul Adha Untuk Saudara
“Pemerintah Kota perlu membentuk tim khusus dengan melibatkan forkopimda serta menggandeng ormas dan stakeholder lainnya agar ada kesamaan gerak dalam mencegah kasus HIV/AIDS tersebut,” katanya.
Selain itu perlu juga ada regulasi khusus bagi tenaga kesehatan yang melakukan skrining di lapangan.
“Yang paling penting bagaimana pelibatan aparatur gampong sehingga HIV/AIDS dan LGBT bisa ditanggulangi,” tambah politisi PKS ini.
Sementara Wakil Ketua Komisi IV DPRK, Syarifah Munira meminta anak muda agar menjauhi pergaulan bebas, karena dari 441 kasus HIV/AIDS mayoritasnya berusia muda.
“Jadi generasi muda perlu menjaga diri dengan agama, pola hidup sehat,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh, Lukman, mengaku sepakat membentuk tim penanganan khusus HIV/AIDS di Banda Aceh sebagai bagian dari upaya pencegahan supaya kasus ini tidak melebar.
Baca juga: Pakar Militer Sebut IDF Mundur dari Rafah Karena Divisi Lapis Baja Jebol, Israel Krisis Personel
“Mudah-mudahan ini suatu awal yang baik, artinya keterlibatan semua sektor ke depan bukan hanya tanggung jawab dari Dinas Kesehatan yang selama ini lebih dominan bekerja di lapangan,” kata Lukman.
Lukman mengungkapkan bahwa dari 441 orang yang terjangkit kasus HIV/AIDS, sebanyak 182 merupakan warga Banda Aceh.
“Artinya banyak warga dari non-Banda Aceh yang datang ke sini, apakah ini didapat dari Banda Aceh atau dari luar. Persoalan ini sama dengan fenomena gunung es, yang harus segera diantisipasi,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Banda Aceh, drg Supriadi menyampaikan terima kasih kepada DPRK yang telah menginisiasi rapat koordinasi ini.
“Kami berharap dengan adanya gerakan ini, ke depan bisa ditekan angka penularan penyakit ini, terutama dengan faktor risiko penularan seksual. Mudah-mudahan anak kita terhindar dari HIV-AIDS,” kata Supriadi. (*)
Baca juga: Suami di Jeneponto Tikam Istri Pakai Badik, Pelaku Emosi Korban Tolak Lebaran di Kampung Mertua