Pengunjuk Rasa di Israel Makin Keras Tuntut Netanyahu Mundur, Banyak yang Ditangkap

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan pengunjuk rasa kembali turun ke jalan di Tel Aviv menuntut Netanyahu mundur, Sabtu (22/6/2024). Keluarga sandera Israel yang ditahan di Gaza menyatakan kesepakatan pertukaran sandera dengan faksi Palestina Hamas di Gaza hanya bisa terwujud bila Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur.

Menurut keterangan polisi, setelah aksi protes legal yang terkoordinasi berakhir, sekelompok kecil demonstran tetap tinggal dan memblokir jalan sambil membakar ban serta membahayakan para pejalan kaki.

Polisi Israel mengklaim para demonstran bersikap kasar terhadap petugas, sehingga petugas menggunakan metode pengendalian massa untuk membubarkan mereka dan melakukan penangkapan.

 
Rekaman yang diunggah secara online menunjukkan polisi berkuda memasuki kerumunan, mendorong demonstran dengan kuda mereka.

Beberapa orang tampak didorong oleh polisi sementara demonstran lain mencoba menghentikan polisi agar tidak melukai mereka yang didorong.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 37.500 warga Palestina telah tewas di Gaza, kebanyakan dari mereka wanita dan anak-anak, dan hampir 86.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Baca juga: Eks Kepala Intelijen Israel Lebih Percaya pada Pemimpin Hizbullah Dibandingkan Netanyahu

Protes Anti Perang Terbesar di Tel Aviv Mengutuk Netanyahu

 

Sekitar 150.000 orang menghadiri unjuk rasa di Tel Aviv pada Sabtu (21/6/2024), menuntut pemilihan umum baru dan kembalinya para tawanan yang ditahan di Gaza. 

Protes besar ini merupakan salah satu demonstrasi terbesar sejak perang Israel di Gaza dimulai.

Kerabat dan pendukung warga Israel yang disandera oleh kelompk Palestina di Gaza dalam serangan 7 Oktober, juga turut berdemonstrasi menuntut pembebasan mereka.

Dilansir dari Al Jazeera, puluhan ribu pengunjuk rasa melambai-lambaikan bendera Israel dan meneriakkan slogan-slogan menentang pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

Protes besar ini terjadi setiap minggunya atas penanganan Netanyahu terhadap perang yang telah berlangsung selama hampir sembilan bulan di Gaza, yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober lalu ke Israel selatan.


Banyak pengunjuk rasa memegang papan bertuliskan "Menteri Kejahatan" dan "Hentikan Perang" ketika orang-orang mengalir ke jalan raya utama kota terbesar di Israel itu. 

"Saya berada di sini karena saya takut akan masa depan cucu saya. Tidak akan ada masa depan bagi mereka jika kita tidak keluar dan menyingkirkan pemerintah yang mengerikan ini," kata seorang kontraktor, Shai Erel (66). 

Halaman
123

Berita Terkini