Sebelumnya, Putin sempat memerintahkan "mobilisasi parsial" bagi warga negara Rusia pada September 2022 lalu.
Mobilisasi itu membuat semua warga Rusia yang memenuhi sejumlah persyaratan fisik dan umur dianggap sebagai anggota militer cadangan yang bisa dipanggil kapanpun untuk berperang.
Alih-alih mendapatkan tambahan tentara, kampanye wajib militer yang digaungkan oleh Vladimir Putin ini justru menyebabkan demonstrasi sengit dari warga Rusia.
Penolakan keras terutama ditunjukkan di wilayah minoritas etnis Rusia di mana upaya mobilisasi parsial difokuskan.
Upaya mobilisasi parsial tersebut bahkan memicu eksodus kaum laki-laki yang memenuhi standar wajib militer.
Karena inisiatif Putin tersebut, para pria yang memenuhi syarat wajib militer justru banyak melarikan diri dari Rusia untuk menghindari kewajiban berperang.
Kampanye mobilisasi ini sendiri kemudian dihentikan pada November 2022 setelah pejabat militer Rusia mengatakan target rekrutan 300.000 personel yang mereka targetkan telah tercapai.
Baca juga: Eks Kabareskrim Polri Susno Duadji Tawarkan Rp10 Juta Bagi yang Bisa Buktikan Kasus Vina Pembunuhan
Baca juga: Produksi Video Dewasa dan Promosikan Judi Online, Selebgram Jakarta dan Pacarnya Diciduk Polisi
Baca juga: VIDEO Pangkalan Udara Ramat David jadi Target usai Hizbullah Rilis Video Hoopoe Part 3