Internasional

Meninggal Dunia di Atas Kapal di Laut Atlantik, ABK WNI Asal Maluku Dipulangkan ke Tanah Air

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ABK WNI Tiba-tiba Ambruk dan Meninggal di Kapal Berbendera Tiongkok di Laut Atlantik, Begini Proses Pemulangan Jenazah

ABK WNI Tiba-tiba Ambruk dan Meninggal di Kapal Berbendera Tiongkok di Laut Atlantik, Begini Proses Pemulangan Jenazah 

SERAMBINEWS.COM - Setelah sebulan ditangani KJRI Cape Town, ABK WNI inisial AS (22 tahun) dipulangkan ke tanah air untuk kemudian dimakamkan di kampung halamannya di Seram, Maluku.

Kejadiannya bermula tanggal 15 Juni 2024, saat AS sedang bekerja di kapal Ou Ya (bendera Tiongkok) tiba-tiba dirinya ambruk.

Saat itu posisi kapal sedang berada di laut lepas. Kepada yang bersangkutan sempat diberikan pertolongan pernafasan.

Melihat kondisinya, kapten kapal memerintahkan agar kapal memutar buritan menuju ke Cape Town agar AS mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Baca juga: ABK WNI di Afrika Selatan Teriak-teriak di Pelabuhan, KJRI Cape Town Turun Tangan

Namun dalam perjalanan, tanggal 20 Juni 2024 saat kapal masih berada di laut lepas Atlantik, AS meninggal dunia.

Kapal Ou Ya 9 tiba di Cape Town pada tanggal 2 Juli 2024.

Selanjutnya dilakukan proses defrost terhadap jenazah AS dan postmortem examination berupa otopsi forensic pathologist oleh dokter ahli.

Hasilnya penyebab kematiannya normal (the death was due to natural cause).

Baca juga: Pj Gubernur Aceh Bustami Serahkan Bantuan dan Tinjau Penanganan Bencana di Aceh Utara

Setelah seluruh proses yang diperlukan selesai, jenazah AS dipulangkan ke tanah air.

Tanggal 26 Juli 2024 pagi, setelah melalui penerbangan panjang dari Cape Town, Afrika Selatan.

Jenazah AS tiba di kampung halamannya di Seram, Maluku untuk kemudian dimakamkan oleh pihak keluarga.

Faiez Maulana, Konsul Protokol dan Konsuler KJRI Cape Town menyampaikan bahwa pihaknya secara khusus mengawal kasus ini sedari awal hingga jenazah AS diterima oleh pihak keluarga.

Baca juga: Gemuruh Warga Bergema saat Penzina & Tujuh Penjudi Dicambuk di Masjid Alfalah Sigli

KJRI Cape Town secara intensif menghubungi keluarga, agensi dan rumah duka di Afsel, perusahaan di Indonesia dan pihak terkait lainnya.

Faiez juga menekankan ke LM, ayahanda AS bahwa seluruh proses penanganan AS tidak mengenakan biaya kepada keluarga.

Halaman
12

Berita Terkini