Hochstein mengatakan, dia dan juru bicara parlemen Nabih Berri, sekutu Hezbollah, membahas kerangka perjanjian yang ada di atas meja untuk gencatan senjata Gaza.
"Dia dan saya sepakat bahwa tidak ada lagi waktu yang terbuang dan tidak ada lagi alasan yang sah dari pihak mana pun untuk menunda lebih lanjut," ucap Hochstein.
"Kesepakatan ini juga akan membantu penyelesaian diplomatik di Lebanon dan mencegah pecahnya perang yang lebih luas," tambahnya.
Utusan senior AS itu mengatakan, kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk tindakan diplomatik dan solusi diplomatik.
"Kita harus memanfaatkan kesempatan ini. Sekaranglah saatnya," pungkasnya.
Iran Bolak-balik ke Eropa, Bicarakan Teknis Terukur Cara Gempur IsraelĀ
Sementara diberitakan sebelumnya, Iran dilaporkan bolak-balik ke Eropa dan Amerika membicarakan teknis terukur terkait strategi cara menggempur habis-habisan Israel.
Hal ini disampaikan tiga sumber Iran kepada Reuters yang semuanya berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas.
"Iran Terlibat dalam dialog yang intens dengan negara-negara Barat dan Amerika Serikat dalam beberapa hari terakhir mengenai cara-cara untuk mengukur pembalasan," sebut sumber tersebut.
Langkah ini diambil Teheran seiring meningkatnya risiko perang Timur Tengah yang lebih luas usai terbunuhnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Iran beberapa waktu lalu.
Sementara salah seorang pejabat senior keamanan Iran mengungkapkan, serangan negara-negara Islam ke Israel sangat ditentukan dari hasil perundingan antara Israel dan Hamas nanti.
"Iran dan sekutu seperti Hizbullah akan melancarkan serangan langsung jika perundingan antara Israel dan Hamas gagal atau menganggap Israel menunda-nunda perundingan," ucap sumber yang dirahasiakan namanya dikutip dari Times of Israel, Rabu (14/8/2024).
Meski demikian, sumber tersebut tidak mengatakan berapa lama Iran akan memberi waktu untuk perundingan berlangsung sebelum mengambil tindakan.
Laporan dalam beberapa hari terakhir mengindikasikan Israel yakin Iran bermaksud menyerang sebelum perundingan baru pada Kamis (15/8/2024) nanti untuk mencapai kesepakatan.
Komentar baru tersebut tampaknya mengisyaratkan, serangan hanya akan terjadi setelah perundingan tersebut.