Konflik Palestina vs Israel

Update Perundingan Israel dan Hamas, Begini Hasilnya

Penulis: Sara Masroni
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi (tengah kiri) bertemu dengan kepala CENTCOM Amerika Serikat Jenderal Michael Kurilla (tengah kanan) di Tel Aviv pada tanggal 5 Agustus 2024. Israel sudah memulai perundingan dengan kelompok Hamas yang difasilitasi Amerika Serikat, Qatar dan Mesir di Doha dimulai Kamis (15/8/2024) kemarin.

Jika perundingan gagal, berpotensi menghasilkan apa yang dianggap Iran sebagai hasil yang sepadan, berupa pembalasan serangan ke Israel.

Sementara Kantor Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dengan cepat mengumumkan minggu lalu bahwa Israel akan mengirim negosiatornya ke pembicaraan 15 Agustus besok.

“(Mengirim negosiator) untuk menyelesaikan rincian implementasi kerangka perjanjian,” kata Netanyahu.

Penegasan itu disampaikan PM Israel setelah AS, Qatar dan Mesir mengeluarkan pernyataan bersama yang menuntut kesepakatan disegel dan dilaksanakan tanpa penundaan lebih lanjut.

Di sisi lain, seorang anggota tim negosiasi mengatakan kepada Channel 12 Israel pada Selasa malam, tidak ada gunanya melakukan perjalanan ke pembicaraan jika Netanyahu tidak memperluas mandat tim.

Parameter yang akan digunakan tim Israel dalam melakukan negosiasi belum diputuskan, baru akan ditetapkan dalam pertemuan dengan perdana menteri akhir minggu ini, menurut laporan tersebut.

Awal bulan ini, delegasi Israel memperingatkan Netanyahu bahwa tidak mungkin mencapai kesepakatan dengan tuntutan baru yang dikeluarkannya pada akhir Juli lalu.

AS Ikut Panik Jelang Invasi Besar-besaran Iran ke Israel

Sementara diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat (AS) ikut panik jelang invasi besar-besaran Iran ke Israel yang diprediksi Gedung Putih berdasarkan data intelijennya pekan ini.

Bahkan AS sulit memastikan bentuk serangan Iran ke wilayah zionis itu sebagai balasan terbunuhnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran beberapa waktu lalu.

 "Sulit untuk memastikan pada saat ini seperti apa bentuk serangan dari Iran atau proksinya," kata Juru bicara Gedung Putih, John Kirby dikutip dari Times of Israel pada Senin (12/8/2024).

“Presiden yakin bahwa kami memiliki kemampuan yang tersedia untuk membantu membela Israel jika hal itu terjadi. Tidak seorang pun ingin melihat hal itu terjadi,” tambahnya.

Diketahui Israel kini sedang dibayang-bayangi serangan mematikan Iran, Gedung Putih menyebut kemungkinan perang pecah pada pekan ini.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berada dalam siaga puncak karena AS maupun Yerusalem punya prediksi yang sama, Iran dapat melancarkan serangan besar terhadap Israel minggu ini.

"Kami memiliki kekhawatiran dan harapan yang sama dengan rekan-rekan kami di Israel terkait dengan kemungkinan waktu di sini. Bisa jadi minggu ini," kata Kirby.

Iran telah mempersiapkan unit rudal dan dronenya, serupa dengan langkah yang diambil sebelum serangan yang pernah terjadi terhadap Israel pada April lalu, demikian laporan Axios sebagaimana mengutip pejabat senior di Washington dan Yerusalem.

“Kita harus bersiap menghadapi serangkaian serangan yang signifikan,” imbuh Kirby pada Senin kemarin.

Jubir Gedung Putih itu mengatakan, AS telah meningkatkan postur pasukan regionalnya dalam beberapa hari terakhir.

Menurut berita Channel 12 pengerahan pasukannya lebih besar menjelang serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 13-14 April lalu, ketika Iran menembakkan sekitar 300 rudal dan pesawat tak berawak ke Israel.

"Kami jelas tidak ingin melihat Israel harus membela diri terhadap serangan lain seperti yang mereka lakukan pada bulan April," kata Kirby.

"Namun, jika itu yang terjadi pada mereka, kami akan terus membantu mereka membela diri," tambahnya.

Ketegangan regional meningkat sejak Iran mengancam akan membalas dendam terhadap Israel atas pembunuhan Haniyeh di Teheran bulan lalu.

Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas pembunuhan yang secara luas dikaitkan dengan IDF.

Kelompok pejuang Islam Hizbullah yang merupakan proksi Iran juga telah bersumpah untuk memberikan tanggapan besar terhadap pembunuhan komandan militer tertingginya Fuad Shukr oleh Israel di Beirut, beberapa jam sebelum pembunuhan Haniyeh.

Utusan khusus pemerintahan Biden, Amos Hochstein yang telah berupaya memajukan upaya untuk meredakan pertempuran antara Israel dan Hizbullah, akan mengunjungi Beirut pada Selasa, lapor berita Channel 12.

Kirby juga mencatat pada Senin kemarin bahwa waktu serangan Iran dapat memengaruhi perundingan gencatan senjata penyanderaan Gaza, yang saat ini dijadwalkan untuk dilanjutkan pada tanggal 15 Agustus.

Israel telah mengonfirmasi bahwa mereka akan mengirim delegasi ke perundingan tersebut, sementara Hamas menolak untuk hadir.

(Serambinews.com/Sara Masroni) 

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkini