Terkait Azan di TV Diganti Running Text Saat Misa Dimpimpin Paus Fransiskus, Ini Tanggapan Persis

Penulis: Khalidin
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (Persis), Ustaz Jeje Zaenudi

Kenapa kegiatan keagamaan suatu kelompok harus meniadakan kegiatan syiar agama kelompok lain yang mayoritas pula?

Ketersinggungan budaya atas syiar agama, ini harusnya dipahami dan dihindari secara bijaksana. Apalagi momennya adalah kehadiran tamu yang dimuliakan.

Ada pepatah, dimana bumi diinjak, di sana langit dijunjung. Artinya, tamu harus menghormati tata budaya dan syiar agama masyarakat setempat. 

Karena itu, kami meminta, kominfo seharusnya tidak perlu mengeluarkan himbauan untuk penggantian siaran azan di tv-tv atas dasar adanya siaran langsung acara Misa Akbar di GBK Jakarta.

"Karena itu, justru akan menimbulkan ketersinggungan masyarakat muslim yang mana mereka bukan pengikut acara Misa tersebut. 

Tetapi biarkanlah televisi itu sendiri yang merekayasa siaran agar bisa ditayangkan dua-duanya, seperti saran Bapakak Yusuf Kalla," imbuhnya. 

Baca juga: KPH III Aceh Sita Puluhan Batang Kayu Ilegal di Hutan Lindung Leles Serbajadi Lokop Aceh Timur

Sikap sebagian besar masyarakat Indonesia yang merasa keberatan atas peniadaan kumandang azan ini, jangan dipahami sebagai bentuk intoleransi. 

Masyakat Indonesia sudah sangat-sangat toleran. Terbukti dengan keterbukaan menerima pemimpin tertinggi umat Katolik hadir di negeri ini. 

"Tetapi harus dipahami sebagai bentuk saling menghargai dan menghormati syiar keagamaan masing-masing secara adil dan seimbang," pungkas Ustaz Jeje. (*)



Berita Terkini