Berdasarkan keterangan Ranger Yayasan HAKA, jumlah penyu yang naik ke pantai per malamnya mencapai 15-30 ekor. Sedangkan total populasi penyu di pulau ini belum diketahui.
Sudah hampir puluhan tahun, Pulau Bangkaru menjadi target para penyu langka untuk selalu singgah dan bertelur. Di pulau itu pula mereka beranak pinak. Oleh karena itu, pulau ini disebut juga sebagai “Pulau Penyu” oleh pengunjung yang sering datang.
Pulau yang masuk kawasan konservasi ini memiliki luas 15 hektare, dilengkapi gunung dan pantai yang luas. Pemerintah menjadikan pulau ini sebagai Taman Wisata Alam Laut (TWA/L), di bawah naungan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), untuk dijaga dan dilindungi dari berbagai bahaya serangan yang mencederai pulau ini, baik penebangan pohon secara liar, pengerukan pantai, pengambilan telur penyu, maupun merusak terumbu karang.
Selain BKSDA, pulau ini dijaga dan dihuni oleh perwakilan Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAKA). Tujuan yayasan ini adalah untuk melindungi hewan langka yang hidup di pulau ini, yaitu penyu.
Yayasan HAKA berperan mengawasi penyu dan mengembangbiakkan populasi penyu. Mereka mencatat dan menghitung jumlah penyu yang naik ke tepi pantai setiap malam, kemudian tumpukan telur penyu ditandai dengan rekaman agar tidak terinjak oleh wisatawan yang datang ke pulau ini.
Selain itu, mereka juga mengevakuasi setiap tukik yang baru menetas dari telurnya agar tidak dimakan oleh ganasnya peradator laut dan udara.
Pihak HAKA juga mendata bahwa dalam satu malam penyu naik ke pantai untuk bertelur sekitar 15-30 ekor. Seekor penyu bisa menghasilkan ratusan biji telur per malamnya, tergantung ukuran penyunya, bisa mencapai 300-500 butir. Jadi, jika rata-rata 15 ekor saja penyu bertelur, berarti bisa menghasilkan 15 x 300, yakni 4.500 butir dalam satu malam.
Nah, apakah kita tidak bangga menjadi orang Aceh karena di pulau ini bisa hidup dan terjaga hewan langka seperti halnya penyu hijau? Ini menjadi tugas kita bersama agar hewan langka ini tetap terjaga dan lestari.
Penyu salah satu hewan laut yang mudah punah. Beragam ancaman yang mengintai mereka, mulai dari telur hingga menjadi anak kerap kali menjadi incaran makan siang peredator.
Nah, bagi Anda yang jauh di daratan sana ingin berkunjung untuk berwisata ke Pulau Bangkaru silahkan datang untuk melihat dan menyaksikan berbagai suasana keindahan dan panorama yang mengasyikkan. Juga bisa melihat penyu langka yang lagi menunggu kehadiran Anda.
Sebelum menuju ke pulau ini terlebih dahulu pengunjung singgah di ibu kota kecamatan, yaitu Desa Haloban untuk menginap, karena Pulau Bangkaru belum tersedia penginapan. Untuk turis mancanegara biasanya mereka berangkat menggunakan kapal pesiar agar bisa bermalam di pulau tersebut.
Jarak Desa Haloban ke Pulau Bangkaru sekitar dua jam perjalanan menggunakan speedboat. Untuk wisatawan yang hendak mencoba sudah tersedia transportasinya di Haloban. Jadi, pengunjung tinggal menentukan hari keberangkatannya saja.
Wisatawan bisa menikmati perjalanan menuju Pulau Bangkaru, sekali berjalan banyak pulau yang dilalui. Sedangkan untuk makan dan minum pengunjung bisa memesan di warung makan kuliner khas Desa Haloban yang sudah tersedia setiap harinya. Mulai dari gulai lobster, gurita, hingga ikan bakar. Sedangkan minumannya air kelapa muda dan aneka jus. Jangan lupa berkunjung ya. Kami tunggu kedatangannya.