Laporan Jafaruddin I Aceh Utara
SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Belasan ekor gajah yang berada dalam kebun warga kawasan Desa Blang Pante Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara berhasil digiring kembali ke hutan oleh sejumlah personel dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Aparatur Sipil Negara (ASN) terkait dan warga baru-baru ini.
Mereka adalah Aktivis Lembaga Pembelaan Lingkungan Hidup & HAM (LPLHa) bersama personel Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan warga.
“Satwa yang dilindungi ini (gajah) kerap memasuki kawasan yang kini telah menjadi perkebunan warga, diperkirakan ada belasan ekor gajah,” ujar Kepala Divisi Konservasi SDA LPLHa, Hanif, kepada Serambinews.com, Minggu (6/10/2024).
Pihaknya mendapat kabar dari Keuchik Blang Pante, bahwa gajah telah mendekati kawasan yang saat ini telah menjadi Perkebunan warga. Hal ini mengharuskan warga bersiap-sedia menjaga kebunnya.
“Ini sudah rutin harus dilakukan warga yang memiliki kebun di kawasan pinggir hutan, bahkan mereka kadang menginap di perkebunannya demi menjaga asetnya dari kerusakan jika dimasuki oleh satwa gajah,” ujar Hanif.
Baca juga: Teror Gajah Meluas di Aceh Barat
Kemudian LPLHa berkoordinasi dengan tim BKSDA dan bersama tim gampong kemudian melakukan tindakan emergency dengan menghalau satwa liar gajah agar Kembali ke hutan.
Tim berjumlah 17 Personil yang terdiri dari 10 personil adalah warga setempat, personel BKSDA 4 orang, dan personil dari LPLHa 3 personel.
Penggiringan berlangsung dramatis, di pinggiran hutan, tim dibagi menjadi dua kelompok untuk penggiringan gajah yang juga telah terbelah menjadi 2 kelompok.
Kelompok pertama diperkirakan berjumlah 6 ekor Gajah dewasa, dan kelompok ke 2 berjumlah 10-12 ekor gajah remaja dan anak.
Hasil penggiringan, gajah yang sangat dikenali oleh warga sebagai pemimpin kawanan telah menjauh kedalam hutan.
Tapi kawanannya yang berjumlah sekitar 13 ekor masih telah memasuki kawasan pinggiran hutan dan belum jauh dari Perkebunan warga.
Baca juga: Pemerintah Aceh Bantu Korban Kebakaran Sinabang
Penggiringan ini menghabiskan waktu hingga 6 jam dengan menggunakan peralatan kejut suara (mercon), yang dimulai pukul sekitar 11.00 dan berakhir sekitar pukul 17.00 WIB.
“Akhirnya satwa liar gajah kembali memasuki kawasan hutan,” ujar Hanif.
Menurut Analisa tim LPLHa, kelompok satwa liar ini sering memasuki Perkebunan warga salah satunya disebabkan karena terpotongnya jalur koridor gajah.
Kawanan ini diperkirakan saat ini hanya memiliki jalur jelajah di tiga kecamatan, Langkahan, Cot Girek dan Paya Bakong.
Hanif berharap, perhatian para pihak sehingga interaksi negatif satwa liar dan manusia pada koridor ini dapat segera menemukan solusi jangka panjang.
Tapi tetap mengedepankan perlindungan kepada satwa dan mempertimbangkan keselamatan asset warga dan keamanan warga sendiri saat beraktifitas di kebunnya.
“Kasihan warga yang selalu gagal panen karena permasalahan ini,” pungkas Hanif.(*)
Baca juga: CRU DAS Peusangan, Bermain Arung Jeram hingga Mandi Bersama Gajah di Little Afrika-nya Aceh