Meskipun PUPR memiliki peran signifikan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek ini, anggapan bahwa keberhasilan proyek ini adalah prestasi eksklusif PUPR adalah pandangan yang keliru.
Proyek jalan tol merupakan hasil kolaborasi berbagai instansi, dan kesuksesan sejati hanya bisa dicapai melalui perubahan paradigma di kalangan semua pihak yang terlibat.
Keberhasilan pembangunan jalan tol tidak hanya bergantung pada satu instansi saja, seperti Kementerian Pekerjaan Umum.
Pembangunan jalan tol melibatkan banyak instansi, termasuk Badan Pertanahan Nasional (BPN), BUJT, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Daerah, dan instansi lainnya yaitu: TNI, Kepolisian, Kejaksaan, dan Kepala Desa, yang memiliki tanggung jawab dalam berbagai aspek proyek.
Setiap instansi memiliki peran penting dalam memastikan kelancaran proses dari tahap perencanaan, pembebasan lahan, hingga pelaksanaan dan operasional jalan tol.
Masing-masing memiliki tanggung jawab dalam berbagai aspek proyek, mulai dari pembebasan lahan, administrasi, hingga operasional. Untuk mencapai sinergi yang efektif, diperlukan perubahan paradigma menuju kolaborasi dan kerjasama yang lebih erat.
Instansi terkait, harus memastikan bahwa data lahan yang digunakan akurat dan sah.
Ketidakakuratan data dapat menghambat seluruh proses, menciptakan ketidakpastian, dan merusak kepercayaan masyarakat.
Oleh karena itu, instansi terkait harus melakukan verifikasi yang ketat dan melibatkan masyarakat dalam proses pendataan ulang.
Pemerintah daerah juga berperan penting dalam menyediakan infrastruktur pendukung dan memastikan bahwa masyarakat di wilayah tersebut mendapatkan manfaat dari proyek.
Dengan melibatkan masyarakat secara aktif dan transparan, pemerintah dapat menciptakan rasa memiliki dan dukungan yang lebih kuat terhadap proyek ini.
Masyarakat yang merasa dihargai dan dilibatkan akan lebih mendukung dan menerima proyek ini.
Masyarakat dalam pembangunan jalan tol sangat penting dan tidak bisa diabaikan.
Keterlibatan aktif, transparansi, edukasi, dan mitigasi konflik adalah kunci untuk mempercepat proses dan memastikan keberhasilan proyek.
Masyarakat juga berperan penting dalam mitigasi konflik dan provokasi yang dapat memperlambat proses pembangunan.
Ketika masyarakat merasa didengarkan dan dilibatkan, potensi untuk provokasi dan resistensi akan berkurang.
Sebaliknya, jika masyarakat merasa diabaikan atau tidak dihargai, mereka dapat menjadi sumber konflik yang signifikan, memperlambat atau bahkan menggagalkan proyek.
Masyarakat bukan hanya penonton, tetapi juga pemain kunci yang kontribusinya dapat menentukan percepatan atau lambatnya jalannya pembangunan.
Manfaat dari perubahan paradigma ini sangat besar.
Pertama, kerjasama yang baik antar instansi akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran.
Kedua, transparansi dan akuntabilitas akan meningkat, karena setiap instansi merasa bertanggung jawab atas keberhasilan proyek secara keseluruhan.
Terakhir, kepuasan masyarakat akan meningkat, karena mereka merasa dilibatkan dan dihargai.
Singkatnya, untuk mencapai keberhasilan dalam pembangunan jalan tol, setiap instansi terkait harus mengubah paradigmanya.
Proyek ini bukan hanya tentang keberhasilan satu instansi saja, melainkan keberhasilan bersama yang membutuhkan kerjasama, komunikasi, dan koordinasi yang efektif dari semua pihak.
Menghargai dan melibatkan masyarakat secara aktif, maka kita dapat mencapai pembangunan yang lebih efektif, adil, dan berkelanjutan.
Pembangunan jalan tol dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi semua kita, terutama masyarakat.
*) PENULIS adalah Mahasiswa Doctoral Universitas Pendidikan Indonesia.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI