Oleh: M Zubair SH MH*)
MARAKNYA konten negatif di media sosial (medsos) saat ini telah meresahkan masyarakat karena menunjukkan karakter manusia Indonesia pada umumnya dan Aceh khususnya sudah tidak sesuai lagi dengan dengan budaya asli Indonesia. Banyak caci maki, hasut menghasut dan sebagainya dilakukan oleh seseorang melalui berbagai macam aplikasi medsos yang tersedia di alat komunikasi.
Konten-konten yang disebarkan melalui medsos dapat mempengaruhi pandangan dan opini publik baik tentang isu sosial, politik atau budaya serta setiap hari menjadi suguhan yang dinikmati dengan tafsiran masing-masing. Terutama menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) saat ini banyak kita temukan konten-konten di medsos, seseorang atau sekelompok orang saling mengejek, merendahkan bahkan menghujat salah satu pasangan calon kepala daerah yang bukan dukungannya.
Baca juga: Urgensi Penetapan Batas Desa
Konten-konten seperti ini dapat merusak persatuan yang telah terbina dalam masyarakat bahkan sampai berujung pada permusuhan. Berkaitan hal ini sangat diperlukan adanya content creator yang mampu menetralkan isu-isu negatif yang dapat menghancurkan persatuan dan persaudaraan dalam suatu daerah.
Pentingnya ada content creator positif dan inspiratif karena kita ketahui bahwa content creator adalah orang yang membuat konten atau informasi dan membagikan konten di berbagai platform media digital berupa tulisan, gambar, video atau suara. Konten juga dibuat dalam bentuk berita, hiburan, pengetahuan atau kombinasi keduanya.
Dengan demikian adanya content creator yang menyebarkan konten-konten positif menjelang pilkada adalah untuk menjaga ruang digital dari konten-konten negatif seperti ujaran kebencian dan hoax yang sering muncul di tahun politik.
Unesco telah membagi berita hoaks alias kabar bohong ini menjadi tiga kategori, yaitu misinformasi, disinformasi dan malinformasi.
Ketiganya adalah konten-konten negatif yang sangat berbahaya apabila viewer media digital tidak hati-hati dalam menelaahnya. Misinformasi adalah informasi salah yang disebarkan oleh seseorang yang mempercayainya itu adalah sebagai hal yang benar. Informasi tersebut disebarkan tanpa terlebih dahulu dilakukan verifikasi atas kebenaran konten.
Sedangkan disinformasi adalah informasi keliru dan orang yang menyebarkannya tidak tahu bahwa itu salah, tetapi tetap menyebarkannya karena tidak ditelaah lebih dulu. Sementara aktor pembuat konten tersebut mengetahui bahwa informasi itu adalah palsu tetapi tetap menyebarkannya karena ingin mempengaruhi opini publik, dan mendapat keuntungan atas tersebarnya informasi palsu dimaksud.
Selanjutnya malinformasi adalah informasi yang benar berdasarkan realitas atau berdasarkan penggalan atau keseluruhan fakta objektif. Namun informasi tersebut dalam penyampaiannya dikemas sedemikian rupa agar merugikan pihak lain, baik perorangan, organisasi atau Negara lain.
Dengan memahami ketiga kategori informasi bohong tersebut harus menjadi bahan pelajaran bagi kita dalam menelaah berbagai macam informasi yang begitu cepat tersebar di zaman digital ini. Kembali fungsi content creator yang positif untuk membangun kesadaran masyarakat sehingga tidak terperosok ke jurang kehancuran sangat dibutuhkan.
Mengubah pandangan
Content creator sangat berperan penting dalam membentuk pandangan masyarakat melalui ruang digital yang memang sangat banyak digandrungi dari berbagai kalangan umur dan jenis kelamin. Mereka tidak hanya menyebarkan informasi yang benar tetapi harus mampu menciptakan inspirasi positif bagi viewernya. Melalui platform medsos mereka menjadi sebagai jembatan dalam membangun komunitas yang lebih sehat serta solid.
Mereka dapat menciptakan ruang bagi orang-orang untuk berkumpul, berbagi pengalaman, dan saling mendukung, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Content creator positif bertanggung jawab atas penyajian informasi kepada audiens tertentu yang memiliki target segmen dan dapat menjadi edukasi dalam konten yang dibuatnya.
Dengan demikian content creator yang sehat dalam membuat suatu konten pasti diawali dengan mengumpulkan ide dan data yang benar serta valid. Selanjutnya mereka melakukan riset untuk membuat konsep konten serta sesuai dengan identitas dan brandingnya. Dengan demikian konten creator yang sehat dan positif akan mampu mengubah pandangan dan opini masyarakat terhadap suatu hal yang marak diperbincangkan ke arah yang benar. Sehingga masyarakat penikmat media sosial akan terarah dengan pemaparan konten yang benar dan sesuai fakta serta mampu dipertanggungjawabkan.
Selain itu content creator juga berperan dalam membangun daerah dengan mempromosi potensi-potensi daerah yang selama ini tidak muncul bak mutiara terpendam. Namun dengan olahan foto dan narasi cerita yang indah dan benar diramu oleh sang content creator, mutiara yang terpendam akan muncul berkilau sehingga diketahui publik di seantero dunia.
Hal ini karena media sosial yang menggunakan saluran internet bisa ditangkap ke seluruh dunia tanpa mengenal konsep jarak dan waktu. Penyebaran informasi yang bisa ditangkap ke seluruh dunia dalam hitungan menit akan menjadi pemicu bagi investor atau wisatawan untuk berkunjung ke suatu tempat berdasarkan informasi yang diperoleh melalui jaringan medsos.
Adapun potensi-potensi suatu daerah yang dapat dipublikasi di medsos sehingga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat umum dapat berupa potensi pariwisata, budaya, kuliner hingga produk lokal yang belum diketahui luas oleh publik. Selanjutnya lewat video, foto dan tulisan, content creator membantu membangun citra daerah, sehingga lebih dikenal dan diakui di tingkat nasional maupun internasional.
Content creator juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang berkolaborasi dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal untuk mempromosikan produk atau layanan mereka, membuka pasar baru dan meningkatkan penjualan. Lewat konten edukatif dan informatif, content creator bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya produk lokal, sehingga memperkuat ekonomi daerah.
Adapun suatu hal yang tidak kalah pentingnya mengenai peran content creator positif yaitu dapat membantu menyebarkan kesadaran tentang isu-isu kesehatan mental dan fisik. Dengan informasi yang akurat dan inspiratif, dapat mendorong masyarakat untuk lebih peduli dan mengambil tindakan dalam menjaga kesehatan mereka dan lingkungannya.
Melalui konten kreatif dan inspiratif juga dapat mendorong masyarakat untuk berkreativitas karena telah diberi contoh nyata tentang bagaimana mengekspresikan diri dan menemukan passion yang dapat dapat meningkatkan kesejahteraan individu.
Meskipun banyak manfaat, content creator juga harus selalu siap menghadapi tantangan seperti banyaknya berita hoax dan misinformasi, sebagai penggiat medsos perlu berperan aktif dalam memerangi informasi palsu tersebut dengan cara mampu membuat konten berkualitas untuk mendukung masyarakat informed. Di sini juga sangat perlu dilaksanakan literasi bagi content creator terhadap kiat-kiat membuat konten positif untuk menangkal informasi-informasi hoax yang dapat menghancurkan kehidupan berbangsa.
Hal tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Bireuen pada tanggal 26 September 2024 lalu bekerja sama dengan Bakti Menkominfo, mengadakan pelatihan Content Creator dengan tema “Pendukung Literasi Digital Untuk Internet Positif dan Gerakan Bebas Narkoba di Kabupaten Bireuen”.
Sebagai kesimpulan, peran content creator sangat penting dalam membangun kesadaran masyarakat yang sehat dan inspiratif. Dengan menyebarkan pesan yang baik, mereka dapat mengubah cara pandang masyarakat dan mendorong perubahan positif di berbagai aspek kehidupan..
*) Penulis Kadis Komunikasi, Informatika dan Persandian Kabupaten Bireuen