Tempat ini dipilih karena kaya dengan tumbuhan pakan orangutan yaitu jenis beringin, durian dan banyak jenis yang lain.
Tempat ini merupakan semenanjung yang diapit oleh dua sungai yaitu Sungai Ketambe dan Sungai Alas, terletak di dalam kawasan TNGL.
Pertimbangan lainnya ialah tempat ini jauh dari perkampungan penduduk dan dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat pada lintasan jalan Kutacane – Blangkejeren.
Orangutan salah satu satwa dari Taman Nasional Gunung Leuser yang dapat dilihat di Lawe Gurah, Aceh Tenggara.
Taman Nasional Gunung Leuser Kawasan Gurah termasuk tipe dataran tinggi dan pegunungan yang berbukit dan bergelombang.
Di samping itu terdapat topografi landai di sekitar camping ground.
Kawasan Gurah memiliki berbagai jenis Flora dan Fauna yang merupakan ciri khusus dari kawasan ini.
Memasuki kawasan Gurah, serasa menemui sebuah alam surga.
Suhu udara rata-rata di kawasan ini adalah 21,1 derajat celsius – 27,5 derajat celsius, sedangkan kelembaban nisbi 80 – 100 persen.
Musim hujan merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti, dengan curah hujan rata-rata 2000 – 3200 mm per tahun.
Sungai Alas yang menjadi pembatas antara zona pemanfaatan Lawe Gurah dengan Stasiun Penelitian Ketambe sering dijadikan sebagai tempat rafting nasional karena merupakan arung jeram terbaik di Indonesia, bahkan Internasional.
Spalagi pada September 2024 lalu, kawasan ini menjadi tuan rumah Venue Arung Jeram PON XXI Aceh-Sumut.
Kondisi tutupan lahan di kawasan Gurah hampir semuanya ditutupi oleh hutan primer seluas 3.191,83 Ha atau sekitar 91,47 persen dari luasan zona pemanfaatan Lawe Gurah.
Salah seorang penikmat wisata, Amir, mengatakan, obyek wisata Air Panas Lawe Gurah ini ditempuh melalui tracking dengan perjalanan selama 3 jam (jalan setapak).
Lokasi wisata Air Panas Lawe Gurah ini pada hakikatnya bukanlah air panas seluruh.