"Kalau KB pil biasanya gangguan kesuburannya gara-gara KB itu sekitar dua-tiga bulan aja," sambung dr Boyke.
Jenis KB selanjutnya adalah KB spiral atau intrauterine device (IUD).
IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik dan berbentuk menyerupai huruf T.
Berbeda dengan pil yang harus diminum secara rutin, IUD perlu ditanamkan dalam rahim. Alat ini bisa digunakan selama 3–12 tahun.
Pada saat KB spiral atau intrauterine device (IUD) ini dilepas, umumnya wanita akan lebih cepat hamil lagi setelah KB tersebut dilepas.
"Kalau KB spiral, langsung dicopot, langsung bisa hamil," tegasnya.
Terakhir adalah jenis KB suntik, pada jenis KB ini memang akan mempengaruhi kesuburan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk bisa hamil lagi setelah lepas KB karena tubuh harus mengembalikan hormon terlebih dahulu.
Pada beberapa orang bahkan setelah tidak lagi menggunakan KB suntik, untuk sementara waktu tidak mengalami menstruasi, kondisi ini bahkan mencapai enam bulan usai tidak menggunakan KB suntik.
"Kalau suntik, nah itu yang kadang-kadang agak lama, kalau suntik itu kan dia pengaruh hormonnya sedemikian rupa sehingga beberapa orang nggak menstruasi, jadi kadang-kadang sampai enam bulan setelah lepas suntik baru bisa hamil. Jadi semua itu tergantung dari semua jenis kontrasepsi yang digunakan," tambah dr Boyke.
Di samping itu semua, ada hal yang lebih penting lagi yang harus diperhatikan pasutri jika anda berniat menambah momongan.
Adapun hal penting tersebut menurut dr Boyke adalah, persiapan mental, fisik dan juga finansial sebelum merencanakan kehamilan.
"Artinya mental kamu siap nggak nih mau nambah anak, jangan smapai kamu kerepotan. Kedua siaplah secara finansial karena anak yang kedua dan ketiga juga butuh yang namanya keuangan dan diskusikan itu sama suami kamu sehingga kalian berdua betul-betul akan mendidik anak ini dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan baik," pungkas dr Boyke.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)