Perang Gaza

Tak Bahas Gencatan Senjata Permanen, Hamas: Perlawanan tidak akan Menyerah pada Tipu Daya AS

Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(FILE) Abu Ubaida (tengah), juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, berbicara dalam peringatan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari 2017, untuk Mohamed Zouari, seorang 49- insinyur Tunisia dan ahli drone berusia satu tahun, yang dibunuh saat mengemudikan mobilnya di luar rumahnya di Tunisia pada bulan Desember 2016.

SERAMBINEWS.COM - Pembicaraan gencatan senjata baru-baru ini terbatas pada gagasan yang disarankan yang tidak sesuai dengan tuntutan Perlawanan Palestina, seorang anggota Biro Politik Hamas, Osama Hamdan, mengatakan kepada Al Mayadeen.  

"Pertukaran sebagian yang disampaikan kepada kami tidak membahas gencatan senjata yang komprehensif, dan Hamas menegaskan bahwa hal ini tidak sejalan dengan tuntutannya," jelas Hamdan.

Selain itu, pejabat senior tersebut menggarisbawahi bahwa pembicaraan mengenai gencatan senjata sementara adalah "tidak rasional," karena Perlawanan menginginkan penghentian total agresi terhadap rakyat Palestina.

Dia menegaskan kembali kesediaan gerakan tersebut untuk terlibat dalam proposal serius dan kesiapannya untuk membahas ide apa pun untuk kesepakatan akhir, dengan mencatat bahwa proposal yang tidak serius adalah "buang-buang waktu."

Hamdan mengungkapkan bahwa kepemimpinan Hamas terus membuat keputusan berdasarkan kerangka kerja sebelumnya yang disampaikan oleh mendiang pemimpin Perlawanan dan kepala Biro Politik Hamas, syahid Yahya al-Sinwar.

Sebelumnya Hamas pada Kamis menolak usulan baru yang ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari di Gaza.

Usulan tersebut akan membebaskan sejumlah kecil sandera Israel, tetapi tidak akan menarik pasukan dari Jalur Gaza, Middle East Eye melaporkan.

Sebaliknya, Hamas bersikeras agar konflik yang telah berlangsung selama 13 bulan dan menewaskan lebih dari 40.000 orang di Gaza diakhiri secara permanen.

"Ide jeda sementara dalam perang, hanya untuk melanjutkan agresi nanti, adalah sesuatu yang telah kami sampaikan," kata Taher al-Nunu, seorang pemimpin senior kelompok tersebut, kepada AFP. 

"Hamas mendukung diakhirinya perang secara permanen, bukan sementara."

Tentang peran AS dalam memfasilitasi agresi Israel

Pejabat senior tersebut juga menyelidiki peran yang dimainkan oleh pemerintah Amerika Serikat dalam mengeksploitasi negosiasi untuk tujuannya sendiri.  

Ia mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa Gedung Putih telah berupaya memanfaatkan perundingan gencatan senjata untuk memengaruhi hasil pemilihan presiden dan memisahkan garis depan Lebanon dan Gaza. 

Hamdan menegaskan bahwa Washington tidak berhasil melakukannya. 

Ia juga melihat bahwa AS adalah mitra penuh dalam kejahatan Israel, seraya menambahkan bahwa "Jika ingin menghentikan (pembantaian) AS seharusnya berhenti memasok senjata kepada (rezim Israel)." 

Halaman
12

Berita Terkini