Dalam beberapa kasus, racun ini juga dapat merusak organ lain, termasuk jantung, otak, dan ginjal, sehingga berpotensi menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Jika tidak ditangani, bakteri penyebab difteri dapat mengeluarkan racun yang merusak jantung, ginjal, atau otak.
Difteri juga sangat mudah menular.
Seseorang bisa tertular difteri bila tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.
Penularan juga bisa terjadi jika menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita, seperti gelas atau sendok.
Baca juga: Terungkap Faktor Penyebab Stunting di Aceh Barat, Satgas Gandeng Dinas Terkait
Namun risiko terserang difteri akan lebih tinggi pada orang yang tidak mendapat vaksin difteri secara lengkap.
Selain itu, difteri juga lebih berisiko terjadi pada orang yang :
1. Tinggal di area padat penduduk atau buruk kebersihannya.
2. Bepergian ke wilayah yang sedang terjadi wabah difteri.
3. Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS.
Gejala Difteri
Menurut Kemenkes, gejala difteri muncul 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi.
Meskipun demikian, tidak semua orang yang terinfeksi difteri mengalami gejala.
"Apabila muncul gejala, biasanya berupa terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel penderita," tulis Kemenkes di laman resminya.
Selain lapisan abu-abu di tenggorokan, gejala lain yang dapat muncul meliputi :