Diantaranya pemahaman dari masyarakat belum maksimal terhadap stunting.
Hasyimi menyebut, selama ini banyak masyarakat masih berpikir jika stunting masih dilihat dari tinggi atau rendahnya postur tubuh bukan kepada bagian kognitif anak.
Kemudian kurangnya pemahaman tentang pemberian makanan tambahan yang kaya akan nutrisisi yang baik.
"Karena bagi mereka kalau sudah makan artinya sudah diberi gizi yang baik, tanpa melihat isi dari makanan yang diberikan kepada anaknya," jelasnya.
Kurangnya pemahaman orangtua soal pola asuh dan penyebab stunting yang bukan hanya berkaitan dengan gizi juga menjadi faktor kesulitan lainnya.
"Tidak adanya jamban yang sehat serta sumber air bersih yang dikosumsi juga berpengaruh terhadap kejadian stunting," beber Hasyimi.
Meski demikian, tambah Hasyimi, pihaknya terus melakukan beberapa upaya agar kasus stunting tidak lagi meningkatkan di wilayah Bener Meriah.
Diantaranya menjadikan remaja dan ibu hamil sebagai sasaran pencegahan stunting kedepannya.
"Termasuk melakukan pendampingan terus menerus dan melakukan kejar timbang bagi sasaran," pungkas Hasyimi.
Baca juga: Sukses Turunkan Angka Stunting, Pidie Jaya Masuk Daftar Daerah Penanganan Stunting Hingga 100 Persen
Pengobatan stunting
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa terdapat pengaruh stunting terhadap perkembangan kognitif dan prestasi belajar anak yang dapat menurunkan produktivitas kerja sehingga pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan di suatu negara.
Pada kondisi stunting dapat terjadi gangguan pada proses pematangan neuron otak serta perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan kognitif.
Kondisi ini menyebabkan kemampuan berpikir dan belajar anak terganggu dan pada akhirnya menurunkan tingkat kehadiran dan prestasi belajar.
Dilansir dari laman ayosehat.kemkes, penanganan stunting dapat meliputi pengobatan penyakit penyebabnya, perbaikan nutrisi, pemberian suplemen, serta penerapan pola hidup bersih dan sehat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
Mengobati penyakit yang mendasari, misalnya memberikan obat-obatan antituberkulosis bila anak menderita TBC