Berita Kutaraja

Wamen Stella Jadi Narasumber di Aceh Internasional Forum 2024, Bahas Seputar Potensi Aceh 

Penulis: Subur Dani
Editor: Saifullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Stella Christie hadir sebagai narasumber dalam pembukaan Aceh International Forum 2024, yang mengangkat tema 'Religion, Togetherness, and Humanity' di Anjong Mon Mata, Kompleks Meuligoe Gubernur Aceh, Senin (23/12/2024).

“Proses pemulihan Aceh dari 2005 hingga 2009 adalah bukti nyata bahwa dengan kebersamaan dan gotong royong, kita mampu bangkit dari keterpurukan. Rumah-rumah dibangun kembali, sekolah-sekolah berdiri kokoh, masjid-masjid dan fasilitas publik lainnya kembali difungsikan. Aceh hari ini adalah simbol ketahanan, kedamaian, dan harapan,” ucap mantan Pj Gubernur Kalimantan Selatan itu.

Oleh karena itu, Pj Gubernur atas nama Pemerintah dan rakyat Aceh menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Pemerintah Pusat, seluruh negara sahabat, lembaga donor, berbagai organisasi kemanusiaan internasional dan nasional yang telah membantu Aceh pada masa tanggap darurat, masa rehabilitasi dan rekonstruksi, hingga saat ini.

“Bantuan, dukungan, dan solidaritas yang diberikan menjadi fondasi penting bagi kebangkitan Aceh pascatsunami. Kami tidak akan pernah melupakan kontribusi dan ketulusan hati dari semua pihak yang telah membantu meringankan beban kami di masa-masa sulit,” kata Pj Gubernur.

Oleh karena itu, Safrizal menyambut baik penyelenggaraan Aceh International Forum 2024 ini, dan mengajak para peserta untuk menjadikannya sebagai momentum penting untuk merefleksikan perjalanan Aceh selama dua dekade terakhir.

“Forum ini menjadi kesempatan bagi kita untuk mempererat kerja sama internasional, berdialog tentang moderasi beragama, serta membangun fondasi yang kokoh untuk perdamaian dan kesejahteraan bersama. Moderasi beragama adalah kunci penting untuk menjaga harmoni dalam keberagaman. Aceh, yang dikenal sebagai Bumi Serambi Mekkah, adalah provinsi dengan mayoritas penduduk Muslim. Namun, kehidupan masyarakat minoritas non-Muslim di sini selalu berjalan damai dan harmonis,” sebut Safrizal.

“Masyarakat Aceh telah membuktikan bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan kekuatan yang harus dirawat dan dijaga. Syariat Islam yang berlaku di Aceh dilaksanakan dengan ruh Rahmatan Lil Alamin, yang membawa keamanan, kemakmuran dan kesejahteraan untuk semua manusia,” sambung Pj Gubernur.

Pada kesempatan tersebut, Pj Gubernur mengapresiasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Universitas Teuku Umar, dan seluruh pihak yang telah bekerja keras untuk menyelenggarakan forum bergengsi ini. 

Dukungan dari berbagai elemen masyarakat, baik lokal, nasional, maupun internasional, menunjukkan betapa pentingnya acara ini dalam membangun dialog lintas agama dan kebudayaan.

“Pemerintah Aceh berkomitmen penuh untuk mendukung kegiatan ini. Kami percaya bahwa melalui dialog, kolaborasi, dan pemahaman yang lebih baik antarumat beragama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih damai dan adil. Semangat kebersamaan yang kita bangun di forum ini semoga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian,” ujar Safrizal.

Sementara itu, Wakil Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Stella Christie, dalam sambutannya menegaskan besarnya peran Aceh bagi eksistensi Indonesia. 

Stella meyakini, dengan segala potensi dan sumberdaya alam yang dimiliki perekonomian Aceh mampu bangkit dan menjadi lebih sejahtera.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Mujiburrahman, Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Marwan, Rektor Universitas Teuku Umar, Prof Ishak Hasan, Wakil Duta Besar Turki, Resat Ugur Karasan, para Konsulat Jenderal negara sahabat, Wali Kota Singapura, Mohd Fahmi bin Aliman, perwakilan negara donor.

Hadir juga Menteri BUMN 2011-2024, Dahlan Iskan, Menteri PAN-RB 2011-2024, Azwar Abubakar, serta perwakilan Forkopimda Aceh, dan unsur perbankan di Aceh.(*)

 

Berita Terkini