Ia dilahirkan oleh seorang ibu bernama Olga Ortez de Bukele, seorang wanita Katolik Roma yang berasal dari kota kecil di perbatasan timur El Salvador.
Ayahnya, Armando Bukele Kattán menjabat sebagai presiden Asosiasi Islam Arab El Salvador.
Dan merupakan penggerak utama di balik pembangunan beberapa masjid pertama di Amerika Latin.
Pada tahun 2014, Bukele menikah dengan Gabriela Rodríguez de Bukele, seorang psikolog dan penari balet yang mendirikan PrePare, pusat pendidikan pranatal pertama di El Salvador, dan mendukung pembentukan Balet San Salvador (yang kemudian menjadi Balet Nasional El Salvador).
Mereka memiliki dua orang putri, Layla dan Aminah.
Kontroversi Agama Bukele
Pada tahun 2019, pada masa-masa kampanye pemilihan Presiden El Salvador, media lokal El Heraldo de México merilis beberapa foto yang memperlihatkan Nayib Burkele sedang salat di sebuah masjid bersama saudara-saudaranya.
Gambar-gambar ini memicu kontroversi di media sosial, karena dirilis pada masa-masa menjelang pemilihan Presiden.
“Tuan Bukele tidak pergi ke masjid itu untuk salat atau jalan-jalan. Itulah keyakinan mereka dan tidak ada yang salah dengan itu. “Masalahnya adalah berbohong dan menyembunyikannya,” tulis Carlos Araujo, seorang analis elektoral yang kritis terhadap Bukele, dalam ulasannya di El Heraldo de México.
Sehari kemudian, Bukele yang saat ini menjadi kandidat presiden GANA, mengonfirmasi keabsahan foto tersebut di Facebook dan memastikan bahwa peristiwa itu terjadi pada tahun 2011.
Ia kemudian menambahkan foto yang memperlihatkan dirinya berdiri di depan altar Basilika Santo Petrus.
“Saya kagum dengan seni yang mengagumkan di setiap milimeter Basilika Santo Petrus,” tulisnya, seraya menambahkan:
“Saya bukan orang yang religius. Saya menghormati semua agama, dan mereka yang ingin mempercayainya,” meskipun ia meyakinkan bahwa ia percaya kepada Tuhan.
Pada tanggal 19 September 2018, Bukele mengatakan dalam sebuah wawancara televisi: “Saya seorang yang percaya kepada Tuhan, saya telah menerima-Nya di hati saya, tetapi saya tidak menganut agama apa pun.”
Dalam wawancaranya dengan Channel 33 pada tahun 2015, dia berkata: “Seluruh keluargaku beragama Katolik, ayahku dan semua saudaranya bersekolah di sekolah Marist. Ayah saya, ketika ia sudah dewasa, memutuskan untuk masuk Islam dan semua orang tahu bahwa ia adalah pemimpin komunitas Muslim di El Salvador,” sebelum menegaskan kembali bahwa ia “tidak terlalu percaya pada liturgi, pada agama” meskipun ia percaya pada Tuhan.(Sri Anggun Oktaviana)