SERAMBINEWS.COM-Bulan suci Ramadan adalah waktu yang dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Pada bulan ini, umat Muslim menjalankan ibadah puasa, menahan diri dari makan, minum, merokok, dan melawan hawa nafsu sejak fajar hingga senja.
Durasi puasa bervariasi antara 12 hingga 16 jam tergantung pada lokasi geografis dan waktu matahari terbenam di setiap negara.
Ramadan dimulai pada tanggal yang berbeda setiap tahunnya, karena kalender Islam menggunakan sistem lunar yang lebih pendek daripada kalender Masehi.
Baca juga: Minum Air dan Baca Doa Buka Puasa, Mana yang Lebih Didahulukan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya
Mengapa Ramadan Dimulai pada Tanggal yang Berbeda Setiap Tahunnya?
Ramadan bergerak maju 10 hingga 12 hari setiap tahunnya.
Ini disebabkan oleh perbedaan antara tahun lunar dan tahun matahari.
Kalender Hijriah yang digunakan dalam penentuan waktu Ramadan terdiri dari 12 bulan yang masing-masing memiliki 29 atau 30 hari.
Karena panjang tahun lunar lebih pendek sekitar 10 hingga 12 hari dibandingkan dengan tahun solar, Ramadan akan jatuh pada musim yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Sebagai contoh, pada tahun 2030, umat Muslim akan merayakan Ramadan dua kali,sekali pada Januari dan sekali lagi pada bulan Desember.
Pada 2031, Ramadan akan jatuh pada titik balik matahari musim dingin, yang membuat waktu puasa menjadi lebih pendek di belahan bumi utara, sementara durasi puasa di belahan bumi selatan akan sedikit lebih panjang.
Berapa Lama Durasi Puasa di Berbagai Kota di Dunia?
Durasi puasa di seluruh dunia sangat bervariasi tergantung pada letak geografis setiap kota.
Di negara-negara paling selatan seperti Chili dan Selandia Baru, umat Muslim akan berpuasa sekitar 13 jam.
Sebaliknya, di negara-negara di belahan bumi utara seperti Islandia dan Greenland, durasi puasa bisa mencapai 16 jam atau lebih pada hari-hari terpanjang.
Berikut adalah perkiraan rata-rata durasi puasa di berbagai kota di dunia:
- Nuuk, Greenland: 16 jam
- Reykjavik, Islandia: 16 jam
- Helsinki, Finlandia: 15 jam
- Oslo, Norwegia: 15 jam
- Stockholm, Swedia: 15 jam
- Berlin, Jerman: 14 jam
- London, Inggris: 14 jam
- New York, Amerika Serikat: 14 jam
- Beijing, China: 14 jam
- Paris, Prancis: 14 jam
- Riyadh, Arab Saudi: 13 jam
- Kairo, Mesir: 13 jam
- Jakarta, Indonesia: 13 jam
- Buenos Aires, Argentina: 13 jam
- Christchurch, Selandia Baru: 13 jam
Sebagian besar negara di wilayah tropis, seperti di Indonesia dan sebagian besar wilayah Timur Tengah dan Asia Selatan, mengalami durasi puasa sekitar 13 jam.
Negara-negara dengan iklim lebih dingin seperti di Eropa Utara dan sebagian besar Amerika Utara cenderung memiliki durasi puasa yang lebih panjang.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa Hari Ini di Aceh Rabu 5 Maret 2025 Pukul Berapa? Ini Daftarnya Satu Bulan Penuh!
Mengapa Jam Puasa Berbeda di Berbagai Negara?
Perbedaan durasi puasa ini berkaitan erat dengan kemiringan sumbu Bumi dan pergerakannya mengelilingi Matahari.
Negara-negara yang lebih dekat dengan garis khatulistiwa, seperti Indonesia, India, dan negara-negara di Timur Tengah memiliki durasi siang hari yang lebih konsisten sepanjang tahun, sehingga durasi puasa mereka tidak banyak berubah.
Sebaliknya, negara-negara yang lebih jauh dari khatulistiwa, khususnya yang berada di belahan bumi utara atau selatan, akan mengalami variasi panjang siang dan malam yang lebih signifikan, sehingga durasi puasa mereka bisa sangat berbeda tergantung musim saat itu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Durasi Puasa
- Letak Geografis:
Negara-negara yang lebih dekat dengan kutub utara atau kutub selatan akan mengalami variasi yang lebih ekstrem dalam panjang siang dan malamnya. Di musim panas, siang bisa lebih panjang, sedangkan di musim dingin, siang bisa sangat pendek.
- Kalender Lunar:
Karena kalender Hijriah berbasis pada pergerakan bulan, setiap tahunnya Ramadan bergeser lebih awal 10 hingga 12 hari, mempengaruhi durasi puasa yang dapat lebih panjang atau lebih pendek tergantung musimnya.
- Perbedaan Musim:
Pada musim panas, hari-hari lebih panjang, sehingga durasi puasa menjadi lebih lama.
Sebaliknya, pada musim dingin, hari-hari lebih pendek, yang berarti durasi puasa juga lebih singkat.
Bagaimana Durasi Puasa Berubah Setiap Tahun?
Karena Ramadan bergeser lebih awal setiap tahunnya, durasi puasa juga berubah setiap tahunnya.
Misalnya, pada tahun 2031, Ramadan akan jatuh pada titik balik matahari musim dingin di belahan bumi utara, membuat durasi puasa lebih pendek, sekitar 10 hingga 12 jam, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mungkin lebih panjang.
Bagaimana Ramadan Akan Berubah di Tahun-Tahun Mendatang?
Pada tahun 2031, Ramadan akan bertepatan dengan titik balik matahari musim dingin, yang akan membuat waktu puasa lebih pendek di belahan bumi utara, sementara di belahan bumi selatan, durasi puasa akan lebih panjang.
Setelah itu, jam puasa di belahan bumi utara akan mulai bertambah panjang lagi hingga mencapai puncaknya di titik balik matahari musim panas.
Di sisi lain, negara-negara di belahan bumi selatan akan mengalami pengurangan durasi puasa.
Tantangan Puasa di Zona Waktu yang Berbeda
Puasa di zona waktu yang berbeda memunculkan tantangan tersendiri.
Di negara-negara dengan durasi puasa yang sangat panjang, seperti di negara-negara Skandinavia dan Greenland, umat Muslim harus melakukan perencanaan yang cermat untuk memastikan mereka mendapatkan cukup hidrasi dan gizi, karena puasa yang sangat panjang membutuhkan persiapan khusus.
Sementara itu, di negara-negara dengan durasi puasa lebih pendek, seperti di negara-negara tropis, tantangannya lebih kepada mengelola hidrasi dan nutrisi yang tepat untuk menjaga energi sepanjang hari.
Pengalaman Berpuasa di Berbagai Negara
Berpuasa di berbagai belahan dunia memberikan pengalaman yang berbeda.
Di negara-negara dengan musim yang sangat berbeda, seperti di Eropa utara atau di negara-negara sekitar kutub, umat Muslim harus menghadapi kenyataan bahwa siang hari bisa berlangsung sangat panjang, sehingga waktu puasa menjadi lebih lama.
Sebaliknya, negara-negara di belahan bumi selatan, seperti Australia dan Afrika Selatan, cenderung memiliki puasa yang lebih singkat, memberikan pengalaman yang berbeda pula.
Menghadapi Ramadan dengan Bijak
Bagi umat Muslim yang berpuasa di negara dengan durasi yang sangat panjang, penting untuk merencanakan waktu berbuka dengan bijak.
Selain itu, menjaga asupan gizi dengan memilih makanan yang bergizi dan cukup hidrasi sangat penting agar tetap bertenaga selama menjalani ibadah puasa.
Meskipun tantangan bisa berbeda-beda, pengalaman berpuasa di bulan Ramadan adalah momen yang penuh berkah dan kesempatan untuk meningkatkan ketakwaan serta kedekatan dengan Allah SWT.
Ramadan adalah bulan penuh berkah, namun juga menghadirkan tantangan terkait durasi puasa yang berbeda di berbagai belahan dunia.
Setiap tahun, durasi puasa akan berbeda tergantung pada musim dan posisi geografis negara. Meski demikian, umat Muslim di seluruh dunia tetap menjalani puasa dengan penuh keimanan, mengikuti petunjuk yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu untuk berbuka tepat waktu setelah waktu Maghrib tiba dan menjaga keseimbangan asupan makanan untuk mendukung ibadah yang lancar.
Baca juga: MasyaAllah, Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Puasa, Diungkap dr Zaidul Akbar Bagus untuk Kesehatan
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)