Berita Aceh Tenggara

Belum Kembali, 20 Napi  LP Kutacane Terus Diburu, 17 Orang yang Tertangkap Ditempatkan di Mapolres

Penulis: Yarmen Dinamika
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yan Rusmanto, Kepala Kanwil Ditjenpas Provinsi Aceh, menyatakan hingga Kamis (13/3/2025), masih ada 20 WBP LP Kutacane yang kabur, belum kembali atau berhasil ditangkap. Mereka terus diburu petugas.

Mereka merupakan titipan pihak kejaksaan atau pengadilan negeri setempat, menunggu perkaranya yang sedang diadili memiliki kekuatan hukum tetap (inkrah).

Menurut Yan, 20 orang lagi dari 52 yang belum kembali itu masih terus dikejar, di samping juga diimbau untuk menyerahan diri secara baik-baik.

Kerja bakti

Dua hari setelah kejadian larinya 52 napi dari LP tersebut, Yan Rusmanto langsung menginisiasi dan memimpin kerja bakti di lingkungan LP Kutacane. Kerja bakti ini melibatkan personel Polri, TNI, dan pegawai lapas itu. 

“Kita juga libatkan warga binaan agar mereka memiliki rasa tanggung jawab atas perbuatannya yang gara-gara lari menyebabkan ada beberapa fasilitas lapas yang rusak. Misalnya pintu, plafon, dan atap,” kata Yan.

Baca juga: Jelang Buka Puasa, Puluhan Napi Kabur dari Lapas Kutacane

Kerja bakti dari pagi hingga menjelang sore itu dimaksudkan untuk memperbaiki pintu, plafon, dan atap lapas yang dirusak para napi saat lari bergerombol ke luar lapas Senin petang.

Selain itu, kerja bakti tersebut juga dimaksukan untuk memperkuat sistem keamanan di LP sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.

Lapas direlokasi

Sebelumnya, Dirjenpas Mashudi menyatakan bahwa LP Kelas IIB Kutacane mengalami kelebihan penghuni (overkapasitas) sehingga banyak napi yang terpaksa tidur di luar kamar.

Untuk mengatasi masalah itu, Bupati Aceh Tenggara yang baru dilantik, Salim Fakhri menghibahkan tanah seluas 4,1 hektare untuk relokasi LP Kutacane yang kelebihan daya tampung.

Overkapasitasnya bahkan mencapai 300 persen dari penghuni yang kini ada.

Salim Fakhri juga datang ke LP tersebut pada Selasa, 11 Maret 2025, atau sehari setelah 52 WBP kabur dari penjara itu dengan melompati pagar depan.

Salim meminta napi dan tahanan di LP Kutacane untuk terus menjalani pidana dengan baik dan tiak bikin ulah macam-macam. Sebab, mereka bias dipindah ke LP lain yang jauh dari Aceh Tenggara.

Bupati Aceh Tenggara itu datang menemui warga binaan bersama anggota Komisi XIII  DPR RI asal Aceh, Jamalaudin Idham dan Teuku Ibrahim.

Di depan Bupati Fahri dan legislator Senayan itu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Mashudi menyampaikan keprihatinan atas kondisi narapidana yang harus tidur di luar kamar hunian, karena kamar tidak mencukupi.

"Mari benahi bersama Lapas Kutacane. Warga binaan adalah keluarga kita juga, saudara kita," kata Mashudi di LP Kutacane, Selasa (11/3/2025) sore beberapa jam seelah ia tiba dari Jakarta via Bandara Kuala Namu, Seli Serdang, Sumatera Utara. (*)

 

 

 

Berita Terkini