Dalam sebuah video yang diunggah pada 14 Juni 2017 di YouTube Al Bahjah TV, Buya Yahya telah memberikan penjelasannya mengenai pengerjaan ibadah puasa sunnah syawal.
Dijelaskan Buya Yahya dalam video itu, menurut mazhab Imam syafi'i, mengerjakan puasa sunnah syawal tidak harus berurutan atau berturut-turut selama 6 hari.
"Menurut mazhab kita Imam Syafi'i, 6 itu tidak harus berurutan," ujar pendakwah bernama lengkap Prof. Yahya Zainul Ma'arif, LC, MA, Ph.D tersebut, dikutip dari tayangan video YouTube Al Bahjah TV.
Baca juga: Aktor Kawakan Ray Sahetapy Meninggal Dunia di Usia 68 Tahun, Berjuang Melawan Sakit Stroke
Berikut tayangan video penjelasan lengkap Buya Yahya soal puasa syawal harus atau tidak dikerjakan berurutan selama 6 hari.
Akan tetapi, lanjut Buya Yahya, jika ada yang mau mengerjakannya secara berurutan langsung selama 6 hari, itu lebih baik.
Sebab apabila ditunda-tunda, dikhawatirkan menjadi lupa sampai bulan Syawal berlalu.
Pada akhirnya, kesempatan untuk mengerjakan puasa sunnah syawal di tahun itu juga berlalu.
"Memang lebih utama segera diselesaikan. Karena apa? Menunda amal baik takut nanti tidak ada kesempatan lagi," sebut Buya Yahya.
Lebih lanjut Buya Yahya menerangkan, bagi yang berpuasa sunnah syawal secara tidak berurutan, pahala puasanya tetap sama dengan yang menunaikannya selama 6 hari berturut-turut.
Bahkan, jika ada seseorang yang berpuasa, namun saat bersilaturrahmi ia disuguhkan makanan, boleh baginya untuk menunda dahulu puasa tersebut.
"Jadi tidak harus, karena puasa sunnah,"
"Jadi boleh 1 (hari) puasa, besok 3 hari (kemudian) lagi, 4 hari (kemudian) lagi, sah. Dan dapatkan pahala puasa enam," jelasnya.
Buya Yahya menambahkan, bagi orang yang ingin mengerjakan puasa sunnah syawal juga bisa memilih hari untuk melakukannya.
Misalnya seperti memilih mengerjakan puasa syawal pada hari Senin dan Kamis yang juga disunnahkan berpuasa untuk mendapat pahala keduanya.