Kupi Beungoh

Ekonomi Kreatif: Solusi Inovatif atau Hanya Omong Kosong dalam Pengentasan Kemiskinan di Aceh?

Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fadilah Tria Adinda, Mahasiswi Prodi KPI FDK UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Masih ada stigma bahwa pekerjaan kreatif adalah pekerjaan sampingan atau tidak menjanjikan, sehingga anak muda kurang terdorong untuk terjun secara serius di sektor ini. Perlu ada edukasi dan perubahan pola pikir masyarakat terhadap profesi di bidang ekonomi kreatif.

Peran Pemerintah dan Swasta

Jika ekonomi kreatif benar-benar ingin menjadi solusi, maka peran pemerintah dan sektor swasta harus lebih aktif dan konkret. Pemerintah tidak cukup hanya memberikan seminar dan pelatihan, tetapi juga harus menyediakan akses permodalan yang mudah, regulasi yang mendukung, serta infrastruktur yang memadai.
Di sisi lain, sektor swasta juga perlu dilibatkan dalam ekosistem ekonomi kreatif. Kemitraan antara perusahaan besar dan usaha kecil dapat membuka peluang baru bagi masyarakat lokal. Kolaborasi dengan marketplace digital, misalnya, dapat membantu produk-produk kreatif Aceh menjangkau pasar nasional dan internasional.

Selain itu, Pemerintah Aceh melalui Dinas Pariwisata juga perlu menggerakkan sektor pariwisata yang mampu mendorong wisatawan berkunjung ke Aceh dalam jumlah memadai dan teratur. 

Adanya produk ekonomi kreatif, pemasaran secara digital dan arus kunjungan wisatawan nasional (antar-provinsi), regional (terutama Malaysia) dan internasional ke Aceh akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat Aceh dari usaha-usaha UMKM kreatif sehingga ia tidak sekedar omong kosong. 

Kesimpulan: Solusi atau Sekedar Wacana?

Ekonomi kreatif memang berpotensi menjadi solusi inovatif dalam mengentaskan kemiskinan di Aceh. Namun, tanpa strategi yang jelas, dukungan yang nyata, dan perubahan pola pikir di masyarakat, ekonomi kreatif hanya akan menjadi sekadar wacana.

Jika kita benar-benar ingin melihat ekonomi kreatif sebagai pilar utama dalam pembangunan Aceh, maka diperlukan langkah konkret, bukan sekadar retorika.
Jadi, apakah ekonomi kreatif benar-benar bisa mengubah nasib masyarakat Aceh?

Jawabannya ada pada keseriusan kita semua, terutama pada instansi pemerintah di bawah Pemerintah Aceh, dalam mengubah wacana menjadi aksi nyata. Semoga!

Banda Aceh, 9 April 2025

 

Penulis, Fadilah Tria Adinda (Mahasiswi Prodi KPI FDK UIN Ar-Raniry Banda Aceh, email: fadilahadinda1902@gmail.com.)

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Artikel KUPI BEUNGOH lainnya baca DI SINI

Berita Terkini