Menurut beliau, kita baru mengetahui makna ibadah puasa adalah pada ujung bulan Ramadhan, yaitu ada kewajiban menunaikan zakat fitrah.
Tujuan semua umat muslim membayar zakat fitrah setelah berpuasa tidak lain adalah agar bisa merasakan hari-harinya perasaan fakir miskin yang tidak makan dari pagi sampai magrib.
Maka setelah kita bisa merasakan penderitaan nasib fakir miskin, Allah memerintahkan untuk menyisihkan sedikit harta benda yang kita miliki untuk membantu sesama.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa ibadah puasa pada bulan Ramadhan adalah untuk melatih orang-orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Dengan nada seloroh Ustaz Nazli mengatakan, setelah puasa Ramadhan, “Bek na le yang Krit (Jangan ada lagi yang pelit)," dan apabila setelah Ramadhan masih ada juga yang kikir itu pertanda tidak makbul amalannya dalam bulan Ramdhan.
Oleh sebab itu, Ustaz Nazli menagaskan, di antara amal-amal yang paling makbul dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan salah satunya adalah bersedekah. Nanun sayangnya, ibadah ini pun banyak ditinggalkan.
Beliau lanjutkan dengan mengingatkan semua jemaah bahwa dalam agama ini serta disepakati oleh semua ulama satu kaidah, yaitu amalan yang berhubungan dengan kemaslahatan orang lain lebih utama daripada amalan pribadi.
Amalan untuk orang lain, yaitu menyedekahkan harta kita, karena dapat menyelamatkan orang lain dari permasalahan kehidupannya.
Nabi saja diutus oleh Allah adalah untuk mengajak semua umatnya agar saling membantu dan berbuat baik sesamanya yang dicontohkan dari perbuatan nabi sehari-hari.
Ustaz Nazli juga menjelaskan, apabila ada majelis ilmu maka sepakat para ulama mengatakan lebih besar pahala mendengar majelis ilmu daripada mengaji sendiri di sudut-sudut masjid seperti yang banyak terlihat selama ini.
Pada sesi ceramah itu kembali beliau bersoloroh bahwa ada penyakit di masjid-masjid kita apabila sedang ada kajian ilmu maka ada juga jemaah yang menyendiri untuk mengaji sendiri.
Padahal, mengikuti majelis ilmu akan lebih besar manfaatnya karena bisa menyelesaikan masalah pribadi, keluarga, lingkungan, serta masalah umat.
Dengan majelis ilmu kita juga paham mana yang halal dan haram, sehingga dapat membantu sesama dalam rangka menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi.
Dengan ada ilmu kita dapat beramal yang berhubungan dengan orang lain dan lebih dicintai oleh Allah Swt. Salah satu amalan yang berhubungan dengan orang lain dan sangat besar pahalanya yaitu sedekah ilmu atau harta karena dapat membantu yang lagi membutuhkan sehingga memperoleh kehidupan layak.
Dengan demikian, tanda-tanda Ramadhan kita diterima oleh Allah Swt, yaitu telah berubah sifat kita menjadi dermawan. Setelah Ramadhan sudah lebih suka bersedekah karena rasa iba mudah timbul terhadap orang-orang miskin, fakir, dan sebagainya yang memang membutuhkan bantuan.