SERAMBINEWS.COM - Seorang oknum pimpinan yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) berinisial AF dilaporkan ke polisi atas kasus kekerasan seksual terhadap para santriwatinya.
Kasus dugaan kekerasan seksual oleh oknum pimpinan ponpes di Lombok Barat ini terungkap setelah sejumlah santriwati berani speak up tentang aksi bejat AF.
Para santriwati yang mengaku menjadi korban berani mengungkap kasus ini setelah menonton serial drama Malaysia berjudul "Bidah" dengan tokoh fiktif bernama Walid Muhammad Mahdi Ilman alias Walid.
"Karena film Walid ini mereka berani untuk speak up (berbicara)," kata Perwakilan Koalisi Stop Anti Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, Senin (21/4/2025), dilansir TribunLombok.com.
Karakter tokoh Walid dalam drama tersebut digambarkan sebagai sosok pemimpin kelompok sekte sesat dengan mengaku sebagai Imam Mahdi, pemimpin umat muslim jelang kiamat.
Selain itu, Walid juga memperdaya dan menyetubuhi para pengikutnya dengan dalih agama.
Karakter Walid dan alur cerita serial drama tersebut memiliki banyak kesamaan dengan pengalaman yang dialami para santriwati di Lombok Barat ini.
Oleh karena itu, mereka melaporkan perbuatan AF ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Mataram.
Joko mengatakan bahwa peristiwa kekerasan seksual yang dialami para santri tersebut terjadi sejak tahun 2016 sampai 2023.
"Korban (kini) sudah menjadi alumni," sebut Joko.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram itu juga menyebutkan bahwa sejauh ini sudah ada 20 santriwati yang mengaku sebagai korban.
Tapi baru 7 korban yang sudah diperiksa dan melapor ke polisi.
Baca juga: Bocah Perempuan Usia 5 Tahun 2 Kali Dicabuli Tetangga, Aksi Pertama Dilakukan di Toilet Masjid
Modus Pelaku
AF diduga melakukan aksinya dengan melakukan manipulasi, menjanjikan santriwatinya bahwa rahimnya disucikan.