Di ranah kerja sama internasional, kampus ini telah menandatangani 94 nota kesepahaman antara Agustus 2022 hingga Maret 2025. Sebanyak 17 di antaranya berskala internasional, melibatkan institusi dari Malaysia, Thailand, Jepang, Turki hingga Yordania.
Bentuk kerja sama meliputi pertukaran dosen dan mahasiswa, riset kolaboratif, serta penguatan program internasionalisasi.
Perluasan kiprah kampus juga menyasar bidang pengabdian masyarakat.
Melalui kerja sama dengan dengan Yayasan Khalifa bin Zayed Al Nahyan Pemerintah Uni Emirat Arab, UIN Ar-Raniry menggelar sejumlah program sosial-keagamaan di Aceh.
Tahun ini, UEA juga berencana membangun Islamic Center dan masjid di kompleks kampus. Tak berhenti di situ, kampus ini kini bersiap membuka Fakultas Kedokteran.
“Izin dari Kementerian Kesehatan sudah kita peroleh. Tahun ini kita harapkan izin dari Kementerian Pendidikan keluar, agar tahun depan sudah bisa menerima mahasiswa baru,” kata Prof Mujiburrahman, Selasa (22/4/2025).
Dengan capaian akreditasi Unggul dan deretan prestasi lainnya, UIN Ar-Raniry kini memasuki fase baru.
Visi menuju World Class University tak lagi sekadar jargon, melainkan arah yang sedang dijalankan bersama.
“Ini bukan soal siapa yang memimpin. Ini tentang bagaimana kita bergerak dalam satu frekuensi, menjaga mutu, dan merawat cita-cita para pendiri kampus,” ujar Prof Mujiburrahman.
Baginya, seluruh capaian itu bukan semata kebanggaan institusional, melainkan bentuk jihad akademik yang terus ia rawat.
“Ikhtiar kita adalah agar kampus ini tumbuh dan berkembang setiap hari, memberi layanan terbaik bagi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan,” pungkasnya.(*)