Jurnalisme Warga

Tgk Tarmizi Dahmy, Ulama Sepuh yang Ceramahnya Selalu Dirindui

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ULFA FAJRINA, S.IP., Pustakawan Ahli Muda pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, melaporkan dari Banda Aceh

Di samping kesibukan di luar, beliau juga membuka pengajian di rumah setiap pagi Minggu. Jemaahnya ibu-ibu dan bapak-bapak paruh baya. Dalam pengajian ini beliau mengupas isi Al-Qur’an dan hadis. 

Teringat dahulu disampaikan Ustaz Tarmizi saat mengisi pengajian, “Manusia tidak hanya membutuhkan benda, tetapi juga butuh kepada seni, ilmu, dan agama. Lewat seni hidup dirasakan menjadi halus dan syahdu, lewat ilmu hidup dirasakan menjadi maju dan enak, dan dengan agama hidup dirasakan menjadi bermakna dan berbahagia. Seni tanpa ilmu akan layu, seni tanpa agama akan kehilangan arah, ilmu tanpa seni akan menjadi kasar, ilmu tanpa agama akan mengarah kepada kebiadaban. Nah, ketiga-tiga hal ini harus terjadi dalam kehidupan manusia, karena pada hakikatnya di sinilah letak eksestensinya sebagai manusia."

Saat ini usia Ustaz Tarmizi hampir 80 tahun. Beliau memiliki kendala pada mata yang dari dulu sudah diidapnya. Ketika masih kecil, beliau pernah sakit cacar yang luar biasa parahnya. Sampai penyakit tersebut tumbuh di dalam matanya. Karena keterbatasan pengobatan pada saat itu, mengakibatkan salah satu matanya mengalami buta permanen. Seiring berjalannya waktu, saat ini di usia senja, kebutaan telah merenggut kedua bola matanya.

Akibat kendala kesehatan ini sudah lama ustaz menutup pengajian di rumahnya. Akan tetapi, jemaah kerap kali selalu hadir. Akibatnya, pengajian tetap dibuka karena beliau tak sampai hati tidak menyampaikan pengajian kepada jemaahnya yang telah datang jauh-jauh.

Hingga beberapa bulan lalu, tepatnya di akhir tahun 2024, pengajian hari Minggu di rumah resmi ditutup karena keterbatasan ustaz yang semakin uzur dalam penglihatan maupun ingatan.

Alhamdulillah, Ramadhan tahun ini Ustaz Tarrmizi bisa menunaikan ibadah puasa penuh 30 hari. Meski dengan keterbatasannya, beliau tetap menjalani kewajibannya sebagai hamba-Nya meskipun dibantu anak-anak dan menantunya dengan batuan kursi roda.

Saat hari raya Idulfitri yang kita rayakan bersama beberapa minggu lalu, jemaah pengajian ustaz dari segala penjuru yang dulu sering mengikuti ceramahnya, hadir ke rumah untuk bersilaturahmi.  Di hari ketiga Lebaran lalu, hadir jemaah dari Masjid Puteh Teuku Nyak Arief yang diketuai Tgk Ahmad Riziani yang juga sebagai Tengku Gampong Tungkop. Beliau membawa serta jemaah hampir 50 orang dari segala usia dan profesi.

Dalam kesempatan silaturahmi ini jemaah bermohon agar ustaz sudi kiranya menyampaikan sepatah dua kata untuk memupuk jiwa-jiwa mereka yang rindu akan ceramah Ustaz Tarmizi.

Dengan segala keterbatasan dan kelemahannya, Ustaz Tarmizi menyampaikan tausiah singkat untuk memuliakan tamu dan jemaah yang rindu akan ceramahnya dulu. Dalam tausiahnya ustaz bermohon maaf karena mungkin penyampaiannya hari ini tidak sama dengan penyampaian ceramahnya dulu.

Beliau minta maaf sambil menangis atas segala dosa dan mendoakan agar kita semua diberi kesehatan dan kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan dan hari raya di tahun mendatang.

Berita Terkini