Salah satunya, Politeknik Aceh yang dikenal sebagai kampus unggulan di bidang industri pengolahan perkebunan.
“Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi generasi muda di bidang perkebunan sawit berupa bantuan pendidikan dan mendorong penerima beasiswa untuk menjadi agen perubahan yang memahami prinsip-prinsip keberlanjutan, inovasi, dan praktik terbaik dalam industri sawit,” ujarnya.
Politeknik Aceh sudah melaksanakan program ini sejak tahun 2023. Pada tahun pertama, kampus ini mendapat kuota 30 orang mahasiswa dari BPDPKS untuk Program Studi DIII Mekatronika. Kemudian pada tahun 2024, kuota mahasiswa yang mendapat beasiswa meningkat menjadi 90 orang dengan dua program studi yaitu DIII Mekatronika dan DIII Teknologi Elektronika.
“Pada tahun 2025 ini, Politeknik Aceh diberikan amanah untuk tiga program studi yaitu DIII Mekatronika, DIII Teknologi Elektronika dan DIII Akuntansi. Jumlah mahasiswa penerima beasiswa juga bertambah menjadi 150 orang,” sebut Hilmi.
Perkuat kurikulum
Politeknik Aceh adalah sebuah kampus vokasi swasta pertama di Aceh.
Sejak tahun 2022, Politeknik Aceh memperkuat kurikulum melalui Development of Curriculum bersama expert industri sawit seperti PT Bumi Sama Ganda, PT Mora Niaga Jaya (Aceh Tamiang), dan PT Agro Sinergi Nusantara (PT ASN) (Aceh Jaya).
Tindak lanjut dari aktivitas tersebut, lahirlah seluruh pergerakan akademik dan Tri Dharma Perguruan Tinggi menuju industri pengolahan sawit.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya pelatihan dan sertifikasi Skema Asisten Pengolahan PKS kepada dosen dan tenaga pendidik, adanya kunjungan industri sawit bagi mahasiswa, kemudian magang industri dan bimbingan konseling oleh dosen ke beberapa industri sawit baik kebun maupun pabrik kelapa sawit di Aceh.
Pada tahun 2025 ini juga, Politeknik Aceh telah memberangkatkan 29 orang mahasiswa mengikuti Program Praktik Industri selama 6 bulan ke industri sawit di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat.
“Nantinya, calon lulusan dari program ini akan dibekali dengan program sertifikasi Skema Asisten Pengolahan dan Skema Pengelasan. Sehingga mereka akan siap untuk bekerja pada industri sawit di Indonesia,” demikian Direktur Politeknik Aceh, Dr Hilmi.(*)